Soloraya
Kamis, 1 Maret 2018 - 03:00 WIB

Flyover Manahan Solo, Ternyata Tak Ada Akses Pedestrian dan Pesepeda

Redaksi Solopos  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gambaran rekayasa lalu lintas proyek flyover Manahan Solo. (Istimewa/Dishub Solo)

Flyover Manahan tak ada akses untuk pedestrian dan pesepeda.

Solopos.com, SOLO—Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo menyatakan pengerjaan jalan layang (flyover) Manahan oleh Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah II Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) tidak akan menyasar pembangunan jembatan pendukung untuk memfasilitasi pedestrian maupun pesepeda.

Advertisement

Artinya, para pejalan kaki, pesepeda, hingga pengayuh becak otomatis tidak bisa lagi menyeberang perlintasan sebidang Manahan baik saat maupun setelah flyover Manahan dibangun.

Bangunan flyover Manahan yang dikerjakan dengan anggaran sekitar Rp52 miliar tersebut disiapkan hanya untuk memfasilitasi pengguna kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat.

Advertisement

Bangunan flyover Manahan yang dikerjakan dengan anggaran sekitar Rp52 miliar tersebut disiapkan hanya untuk memfasilitasi pengguna kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat.

Jika tak diberikan akses menyeberang perlintasan sebidang Manahan, pengguna jalan selain kendaraan bermotor mesti memutar jalan cukup jauh untuk bisa sampai di Kota Barat, begitu juga sebaliknya.

Kasi Pemelihraan Jalan dan Jembatan DPUPR Solo, Sriyanto, menyampaikan tidak menutup kemungkinan jembatan pendukung bakal disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

Advertisement

“Kalau Manahan sudah mulai dikerjakan, penyediaaan fasilitas untuk pejalan kaki dan pesepeda itu mungkin bisa menjadi bahan pembahasan kami selanjutnya. Sekarang ini kami fokus dulu untuk persiapan pembangunan flyover oleh  Satker PJN Wilayah II Provinsi Jateng KemenPUPR,” paparnya saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (28/2/2018). (baca: FLYOVER MANAHAN SOLO : Rekayasa Lalu Lintas Langsung Diuji Coba Tanpa Simulasi, Begini Tanggapan Warga)

Kepala Dishub Solo, Hari Prihatno, membenarkan jika flyover Manahan tidak untuk dilalui pejalan kaki, pesepeda, maupun kendaraan tidak bermotor lainnya. Dengan begitu, mereka mesti beralih memilih jalan lain ketika tidak bisa lagi menyeberang perlintasan sebidang Manahan.

Bagi pejalan kaki, mereka masih bisa menyeberang flyover dengan cara menumpang kendaraan umum. Namun, Hari menceritakan, dirinya sempat mendengar wacana dari Kepala DPUPR Solo ingin membangun jembatan pendukung guna memfasilitasi para pejalan kaki dan pesepeda di samping flyover.

Advertisement

“Bu Sita dulu sempat menyampaikan wacana adanya jembatan pendukung. Saya pribadi mendukung adanya fasilitas tersebut. Tapi itu mungkin bisa dipikirkan nanti lah sambil jalan. Ini persiapan dulu untuk pembangunan flyover,” terang Hari.

Salah seorang pengayuh becak, Widodo, 53, meminta pemerintah tetap membuka akses jalan di perlintasan sebidang Manahan baik saat maupun setelah pembangunan flyover. Para pengayuh becak jelas kewalahan jika harus memutar jalan cukup jauh ketika tidak bisa lagi menyeberang perlintasan sebidang Manahan. Laki-laki yang setiap hari mangkal di Manahan tersebut mengaku kini punya beberapa pelanggan yang minta diantar untuk pergi menuju wilayah Jl. Yosodipuro dan Kota Barat.

Dia khawatir para pelanggan tersebut lari setelah tidak bisa diantar dengan cepat mengingat becak di Manahan harus memutar sampai Pasar Nongko untuk bisa menuju kawasan Kota Barat.

Advertisement

“Nasib kami harus dipikirkan juga. Kalau perlintasan sebidang Manahan ditutup total, kami apakah harus berputar? Saya usul saja, lebih baik jalan di perlintasan sebidang Manahan yang sekarang itu tetap dibuka hanya dipakai untuk becak, pesepeda, dokar. Sedangkan kendaraan hanya boleh lewat jalur atas flyover,” jelas Widodo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif