SOLOPOS.COM - Para ojek pangkalan di sekitar Masjid Syeikh Zayed Gilingan, Banjarsari, Solo, berfoto bersama legislator Fraksi PDIP DPRD Solo usai audiensi, Kamis (13/7/2023) siang. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Fraksi PDIP (FPDIP) DPRD Solo menginisiasi agenda pertemuan antara jajaran Dinas Perhubungan (Dishub) Solo dengan para penarik ojek pangkalan yang biasa beroperasi di sekitar Masjid Syeikh Zayed Gilingan, Banjarsari, Solo.

Pertemuan antara jajaran Dishub Solo dengan pelaku ojek pangkalan itu akan digelar pada Jumat (14/7/2023) pukul 10.00 WIB. Pertemuan itu akan membahas opsi solusi bagi para ojek pangkalan yang mulai tersisih dengan beroperasinya shuttle bus.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Intinya kan undang Dishub Solo untuk duduk bersama, bicara, agar ojek ini bisa mengais rejeki, dan program Mas Wali Kota tetap berjalan baik. Maka besok kami undang Dishub, mereka siap datang, nanti perwakilan ojek 20-30 orang,” ujar Ketua FPDIP DPRD Solo, YF Sukasno, saat diwawancara wartawan seusai audiensi, Kamis (13/7/2023).

Dia mengatakan surat penyampaian aspirasi dan permohonan audiensi dari ojek pangkalan sekitar Masjid Syeikh Zayed sebenarnya sudah masuk sejak Maret 2023. Namun, saat itu tidak tercantum contact person atau nomor HP yang bisa dihubungi. Akibatnya FPDIP DPRD Solo belum bisa merespons surat dari para ojek pangkalan itu.

Baru-baru ini ada surat kedua dari para ojek pangkalan tersebut yang masuk ke FPDIP DPRD Solo. Namun, lagi-lagi tidak ada CP yang dicantumkan di surat itu.

“Surat kedua masuk, tapi juga tidak ada CP-nya. Lah ini tahu-tahu datang. Karena Ruang Fraksi PDIP tidak mencukupi, akhirnya kami terima di Ruang Paripurna DPRD Solo,” imbuh dia.

Sukasno mengatakan 380 ojek pangkalan itu sebenarnya mempunyai peran dalam menyambut para tamu atau wisatawan yang datang. Sehingga. menurut dia, mestinya mereka dibina oleh Dishub Solo. Dengan dibina, para ojek itu diharapkan bisa mempunyai pemahaman dan keterampilan dalam menyambut wisatawan maupun jemaah.

“Ya beliau-beliau ini kan ojek jasa antaran langsung, tidak melalui aplikasi. Ya kami harapkan mereka punya peran dalam menyambut para tamu wisatawan. Artinya ya harus dibina, supaya baik cara menyambutnya. Kalau perlu Dishub Solo memberikan seragam, ID Card, supaya teman-teman ojek pangkalan ini bisa lebih terbina,” tutur dia.

Sukasno mengatakan para ojek pangkalan merasa resah dan khawatir seiring sudah diuji cobanya shuttel bus sepekan terakhir. Mereka mengusulkan agar jam operasional shuttle bus dibatasi hingga pukul 16.00 WIB, agar ojek pangkalan bisa mengais rezeki.

“Mereka mendukung shuttle bus, tapi jam dibatasi sampai jam 16.00 WIB,” imbuh dia.

Sukasno mengakui belum memutuskan opsi solusi yang bisa diterapkan, saat audiensi dengan 100 an ojek pangkalan. Dia berharap solusi bisa didapat dan disepakati bersama ketika pertemuan antara jajaran Dishub Solo dengan pelaku ojek.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya