SOLOPOS.COM - RSUD Solo di Ngipang, Banjarsari (ilustrasi/JIBI/dok)

RSUD Ngipang batal diperluas karena pembelian lahannya gagal.

Solopos.com, SOLO — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngipang gagal membeli lahan seluas sekitar 3.200 meter persegi. Akibatnya rencana perluasan bangunan rumah sakit milik Pemkot Solo itu batal direalisasikan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Lahan yang hendak dibeli itu terletak di sebelah selatan RSUD. Rencana pembelian lahan itu batal lantaran sang pemilik memasang harga terlampau tinggi.

Perluasan bangunan RSUD ini sedianya untuk membangun kamar operasi bedah sentral. Hal ini lantaran kamar operasi yang ada tak lagi memadai. Di samping ruang operasi terpadu, RSUD juga hendak memperbaiki poliklinik.

Kepala RSUD Solo, dr. Willy Handoko Widjaja, mengatakan batalnya pembelian tanah ini lantaran tawaran harga yang diajukan pemilik lahan terlalu jauh dari harga appraisal. Harga appraisal tanah itu hanya Rp1,9 juta per meter persegi sedangkan pemilik menyodorkan harga Rp3,4 juta per meter persegi.

“Sudah ada tawar-menawar terkait harganya. Akan tetapi, pemilik justru terus menaikkan harga sehingga tidak terjadi kata sepakat. Apalagi harga yang diajukan jauh lebih mahal dari harga appraisal,” paparnya dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPRD Solo, akhir pekan lalu.

Di sisi lain, tak mungkin lagi mengembangkan RSUD Ngipang dengan membangun ke atas lantaran konstruksi bangunan yang tidak mumpuni. Satu-satunya cara yang mesti ditempuh adalah dengan memperluas bangunan.

Meskipun demikian, dia berencana merenovasi sejumlah ruang antara lain ruang medical record, pelebaran gudang untuk apotek, serta sentralisasi peralatan operasi. Di samping itu, kegagalan rencana ini pun membuatnya memilih untuk berbenah dengan melengkapi sejumlah alat kesehatan (alkes).

Penambahan peralatan ini untuk menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya menengah ke bawah. Peralatan itu seperti alat untuk mengobati kanker, alkes di Intensive Care Unit (ICU) Neonatal Intensive Care Unit (NICU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU), ventilator, dan alat untuk operasi tulang.

Sejumlah alkes ini bakal dibeli dengan alokasi anggaran dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) serta Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2018. RSUD juga tengah mengupayakan tenaga medis ahli dan spesialis.

Sebagai contoh adalah untuk dokter spesialis paru, jantung, dan onkologi. Willy mengaku sudah menggaet dokter onkologi dan kurang dokter spesialis paru serta jantung.

Ketua Komisi IV DPRD Solo, Paulus Haryoto, berharap semakin lengkapnya peralatan alkes RSUD Solo ini kian membantu masyarakat, khususnya golongan menengah ke bawah. Hal ini mengingat 90% pasien di RSUD tersebut adalah pasien yang menggunakan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

“Terkait pengembangan RSUD tentunya kami dukung untuk kepentingan masyarakat. Namun demikian, kami lihat dulu perencanaannya seperti apa,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya