SOLOPOS.COM - Pengurus Paguyuban Bala Pasar Solo beraudiensi dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Kamis (8/7/2021) di Balai Kota Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Ketua Paguyuban Bolo Pasar Solo, Suwarjono, meminta maaf kepada para pedagang 14 pasar nonesensial lantaran gagal melobi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, untuk membuka kembali pasar.

Seperti diketahui, beberapa hari terakhir para pedagang dibuat kelimpungan dengan kebijakan penutupan seluruh pasar nonesensial. Kebijakan tersebut terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk menekan jumlah kasus Covid-19.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pasar nonesensial ditutup mulai Minggu (4/7/2021) hingga Selasa (20/7/2021) mendatang. Bolo Pasar, Papatsuta, dan paguyuban pedagang pasar lainnya sudah beraudiensi dengan Ketua DPRD Solo Budi Prasetyo dan Kepala Dinas Perdagangan Solo Heru Sunardi, beberapa hari lalu.

Baca Juga: Jl Piere Tendean Nusukan Solo Ditutup, PKL: Terus Yang Beli Dagangan Kami Siapa?

Namun hasilnya belum sesuai harapan pedagang yang ingin agar pasar boleh buka kembali. Akhirnya pada Kamis (8/7/2021), Suwarjono dan kawan-kawan menemui Gibran di ruang kerjanya di kompleks Balai Kota Solo.

Mereka meminta agar pasar nonesensial bisa dibuka kembali. Namun permintaan tersebut ditolak oleh Gibran. Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menyatakan pasar nonesensial tetap ditutup hingga 20 Juli 2021.

Pertimbangan Gibran yakni lonjakan jumlah kasus Covid-19 yang signifikan. “Karena melonjaknya kasus di Solo setiap jam luar biasa, jadi tidak bisa dicabut untuk penutuan pasar. Tetap tutup sampai tanggal 20 Juli 2021,” ujar Ketua Bolo Pasar sekaligus Ketua Ikatan Keluarga Pedagang Burung Solo kepada Solopos.com, Kamis.

Baca Juga: Penyekatan Skala Besar Di Simpang Faroka Solo, Puluhan Mobil Dipaksa Putar Balik!

Kompensasi Pembebasan Retribusi

Untuk meringankan beban para pedagang pasar nonesensial, Suwarjono mengatakan Gibran memberikan kompensasi berupa pembebasan retribusi. Di luar itu, Suwarjono berharap ada kompensasi berupa insentif atau semacamnya bagi para pedagang.

Sebab selama pasar ditutup, para pedagang tidak dapat berjualan dan mendapatkan penghasilan. Padahal banyak di antara mereka yang mengandalkan penghasilan harian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.

“Dari 12.000-an pedagang 14 pasar nonesensial, 60 persen hingga 70 persennya merupakan pedagang pas-pasan. Mereka mengandalkan pemasukan harian untuk memenuhi kebutuhan karena tidak ada cadangan dana,” papar Ketua Bolo Pasar Solo itu.

Baca Juga: Bolo Pasar Protes Kompensasi Penutupan 13 Pasar Tradisional di Solo Selama PPKM Darurat

Menurut Suwarjono, para pedagang berharap bisa mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah terkait dampak PPKM Darurat. Lebih jauh, ia mengimbau para pedagang yang tidak bisa berjualan di pasar agar tetap tenang.

“Mudah-mudahan sampai 20 Juli 2021 angka kasus Covid-19 turun signifikan dan pasar kembali dibuka. Teman-teman saya minta menahan diri, tidak melakukan aksi kriminalitas atau demonstrasi yang malah bisa menambah Covid-19,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya