Soloraya
Rabu, 12 Maret 2014 - 20:30 WIB

GALABO SOLO : Mogok Tak Kunjung Usai, Pedagang Galabo Berniat Mandiri

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah selter Galabo tutup karena pedagang mogok berjualan, Solo, Senin (10/3/2014) malam. Aksi tersebut terkait dengan protes pengelola yang tidak mengeluarkan meja dan kursi pada Sabtu (8/3/2014) kemarin. (Ardhiansyah IK/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Sejumlah pedagang di kawasan kuliner Gladag Langen Boga (Galabo) bersiap mandiri lantaran aksi mogok yang dilakukan Tim Pengelola Galabo pada Sabtu (9/3/2014).

Mereka memutuskan untuk cooling down Senin-Selasa (10-11/3/2014). Ketua Paguyuban Pedagang Galabo, Agung Wahyu Hidayat menyatakan siap untuk mandiri tanpa bantuan tim pengelola.

Advertisement

“Kami mengeluarkan meja-kursi sendiri, menjaga kebersihan sendiri, kami sanggup dan bisa. Makanya kami siap-siap untuk ke sana, dengan libur dua hari itu. Selain ingin meminta kejelasan status tim
pengelola,” jelas Agung.

Seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya mengaku selalu nombok untuk menutupi pengeluaran berjualan di Galabo. “Saya hanya bangga menjadi salah satu pedagang di icon kota Solo ini. Kalau masalah laba,sangat jauh dari untung,” kata dia.

Dirinya menginginkan tak mengeluarkan dana lebih saat berjualan di Galabo. “Pengennya mengeluarkan biaya yang jelas peruntukannya. Retribusi, PPn, sampah ‘kan jelas dana itu larinya ke pemerintah. Tidak seperti ini,” urainya.

Advertisement

Seharusnya saat dikelola UPTD, jelas dia, pungutan resmi pemerintah hanya pajak dan retribusi. “Apapun jenis pungutan tanpa didasari oleh peraturan, itu berarti menyalahi aturan. Mereka bisa saja berdalih sebagai tenaga pelaksana lapangan, tapi mereka tidak mau dianggap karyawan kami. UPTD sudah membantu memberikan honor, tapi kenapa kewajiban pungutan bagi kami itu tidak berkurang,” keluhnya.

Ia mengaku siap mandiri tanpa bantuan tim pengelola. Dikonfirmasi terkait hal itu, Ketua tim pengelola Galabo, Fengky Daryanto mempersilahkan pedagang bertindak secara mandiri. “Silahkan saja kalau mau mengeluarkan piranti sendiri, nggeret kanopi sendiri, resik-resik sendiri. Nanti yang masih mau kami kelola, ya, akan berjalan seperti biasa. Karena ada beberapa pedagang yang masih tergantung dengan kami untuk membantu mereka,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif