Soloraya
Kamis, 3 Januari 2013 - 09:41 WIB

GALABO: Sudah Ditempati, Selter Masih Bermasalah

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Selter baru bagi pedagang kuliner di Gladag Langen Bogan (Galabo) ini masih memunculkan permasalahan karena atap model geser yang ternyata banyak yang macet sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan di musim hujan saat ini. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Selter baru bagi pedagang kuliner di Gladag Langen Bogan (Galabo) ini masih memunculkan permasalahan karena atap model geser yang ternyata banyak yang macet sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan di musim hujan saat ini. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO – Para pedagang mengeluhkan kondisi selter Gladak Langen Bogan (Galabo) yang mulai ditempati beberapa waktu lalu. Pasalnya selter-selter itu masih mengalami masalah yang sangat mengganggu para pedagang.
Advertisement

Sejumlah pedagang kepada Solopos.com menyatakan akibat selter tersebut terbuka di bagian samping, maka air hujan dapat masuk ke bagian dalam selter. Kondisi tersebut sangat mengganggu kenyamanan baik para pedagang maupun para pembeli di saat hujan tiba. Selain itu atap sliding yang ada di tiap selter masih bersifat manual dan sulit untuk di tarik maju. Padahal atap sliding itu sangat berperan sekali untuk mengatasi air hujan dari bagian depan.

Ketua Paguyuban Pedagang Beteng Utara, Habib Mas’ud, mengatakan untuk mendorong atap sliding tersebut, setidaknya diperlukan tenaga dua orang. Bahkan menurutnya, banyak atap sliding yang macet dan tidak bisa di dorong ke depan, sehingga saat hujan air akan mudah masuk.

“Setidaknya ada 50 persen lebih yang atap slidingnya macet, sehingga kesusahan ketika akan dibuka. Padahal air hujan itu sudah masuk dari bagian belakang dan samping, kalau atap tidak bisa didorong maju nantinya air bisa masuk dari segala arah,” katanya.

Advertisement

Habib menambahkan sejak selter itu ditempati pada 27 Desember 2012 lalu, belum ada perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga para pedagang harus menerima resiko dari hal tersebut. Habib mengatakan sebelumnya dijanjikan atap sliding tersebut bersifat otomatis dengan sistem remote control.

“Kalau para pedagang inginnya atap itu segera diperbaiki dan dirubah menjadi otomatis, selain itu paling tidak ada sekat atau tutup di selter bagian belakang. Agar angin dan air hujan tidak mudah masuk ke dalam selter,” sambungya.
Selain Habib, pedagang lain, Sumedi, mengatakan masalah tersebut tidak hanya muncul dari atap dan air yang masuk ke dalam selter. Akan tetapi sosialisasi mengenai kantong parkir dinilai juga kurang sehingga membuat para pembeli kebingungan. “Tidak adanya sosialisasi membuat parkir terlihat ruwet, padahal para pembeli itu diwajibkan memarkirkan motornya di halaman Beteng Trade Center,” katanya.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kuliner Solo, Agus Sisworyanto, mengatakan untuk masalah teknis semua masih tanggung jawab pelaksana proyek hingga enam bulan ke depan. Sehingga para pedagang yang menemukan kesalahan atau keluhan teknis dapat melaporkan kepada petugas di lapangan untuk dilakukan penindakan lebih lanjut.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif