SOLOPOS.COM - Pegiat cagar budaya mengukur guci kuno yang ditemukan pembuat batu bata di Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, Senin (31/7/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Warga Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, kembali menemukan artefak kuno berupa guci keramik. Barang tersebut ditemukan seorang perajin batu bata saat menggali tanah.

Penemu guci keramik yang diperkirakan sudah berumur lebih dari 1.000 tahun tersebut bernama Sardi, 53. Saat itu, Senin (31/7/2023) sekitar pukul 09.30 WIB, Sardi sedang menggali tanah untuk bahan pembuatan batu bata.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Saat menggali tanah pada kedalaman 1 meter, cangkulnya mengenai benda keras. Dia kemudian menggali tanah di sekelilingnya agar tak merusak benda itu.

Setelah digali lebih dalam, Sardi mendapati benda itu berbentuk guci yang masih utuh. Oleh istri Sardi, Suyatmi, 50, artefak kuno berupa guci yang ditemukan di Situs Kropakan, Klaten, itu kemudian dicuci hingga terlihat bentuk aslinya.

“Kemudian saya unggah di grup WA [Whatsapp] RW dan dibuat status,” kata Sardi saat ditemui Solopos.com di tempatnya membuat batu bata, Senin sore.

Saat ditemukan, guci dengan posisi miring dengan bagian bibir condong menghadap ke bawah. Guci dalam keadaan kosong. Guci tersebut untuk sementara disimpan Sardi.

Sardi mengatakan dia dan istrinya sebelumnya tak bisa tidur semalaman. “Semalam itu tidak bisa tidur. Tidak tahu kenapa. Itu berdua sama istri. Rasanya ingin ke sini terus,” kata Sardi.

artefak kuno kropakan klaten
Guci kuno ditemukan pembuat batu bata di Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, Senin (31/7/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

“Sekitar pukul 03.00 WIB, istri mengajak ke sini [tempat produksi batu bata]. Tetapi tidak ke sini karena cucu tidak ada yang menunggu di rumah,” imbuhnya.

Peninggalan Era Dinasti Tang

Pegiat cagar budaya Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan artefak kuno guci keramik yang ditemukan Sardi di Kropakan itu tingginya 29 sentimeter dan lebar bibir guci 15 sentimeter. Kemudian lebar badan tengah guci 28 sentimeter. Guci itu memiliki empat kuping.

Guci itu diperkirakan dari masa Dinasti Tang pada abad ke-9. Hal itu berdasarkan ciri-ciri guci dengan glasir berwarna hijau kecokelatan dan tidak merata. “Kalau dilihat dari ukurannya, guci ini diperkirakan untuk menyimpan air dalam hal ini arak atau tuak,” kata Hari.

Kondisi glasir itu sebagian besar sudah mengelupas. Namun, kondisi guci masih utuh termasuk bagian pegangannya atau kuping.

Hari mengatakan temuan artefak kuno guci itu semakin menguatkan bukti bahwa di Kropakan pernah ada permukiman pada masa kejayaan Mataram Kuno abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Ada berbagai artefak yang ditemukan warga terutama para pembuat batu bata di wilayah Kropakan.

Ada yang masih dalam kondisi utuh namun ada pula yang dalam bentuk pecahan. Bentuk dan bahan hingga fungsi artefak-artefak yang ditemukan itu beragam.

Benda-benda yang ditemukan sejauh ini berupa gerabah, tungku, guci, mata tombak, tulang dan gigi hewan, lumpang batu, pipisan, manik-manik, fragmen perhiasan, dan lain-lain. Selain itu, ditemukan struktur sumur kuno dari batu bata.

“Ada sekitar delapan guci yang ditemukan dengan empat di antaranya dalam kondisi utuh dan lainnya berupa fragmen,” kata Hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya