SOLOPOS.COM - Rakor penguatan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Solo di Hotel Solia Zigna, Kamis (27/1011). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Solo berkolaborasi dengan para stakeholder berupaya memperkuat transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam mengakses informasi.

Dispersip menggelar rapat koordinasi (rakor) perpustakaan dan kearsipan di Hotel Solia Zigna pada Kamis (27/10/2022). Kegiatan itu dihadiri perwakilan Dispersip se-Soloraya dan para stakeholder seperti Nyalanesia.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kolaborasi Dispersip Solo dengan Nyalanesia yang concern terhadap pembangunan ekosistem literasi dan pendidikan berkemajuan dilakukan melalui beberapa program kegiatan.

Sekretaris Dispersip Solo, Mufti Rahardjo, mengatakan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial digeber sejak awal 2022. Perpustakaan harus bisa bertransformasi dalam meningkatkan kemampuan literasi masyarakat.

“Selain sumber bacaan, perpustakaan juga bisa dimanfaatkan untuk peningkatakan kualitas SDM melalui berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan,” katanya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (28/10/2022).

Baca Juga: Wah! Mobil Perpustakaan Keliling Diserbu Anak-Anak di CFD Solo

Kegiatan pelatihan dan keterampilan itu bertujuan meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat yang menggali informasi lewat buku langsung mendapatkan keterampilan guna mengembangkan potensi.

Misalnya, pelatihan pembuatan minuman tradisional jamu, hantaran pernikahan hingga sirop dengan beragam rasa. Transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di Kota Solo diwujudkan dengan mengusung konsep kolaboratif.

Ruang Berlatih Keterampilan

“Baik dunia usaha, dunia industri kerja maupun dunia pendidikan dibutuhkan dalam merealisasikan program itu. Pemerintah tak bisa berjalan sendirian tanpa keterlibatan para stakeholder,” ujarnya.

Esensi perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah ruang perpustakaan bisa digunakan sebagai ruang belajar yang kontekstual dan ruang berlatih keterampilan kerja. Pada 2022, pemerintah telah menggelar empat kali pelatihan yang melibatkan masyarakat.

Baca Juga: Tingkatkan Minat Baca, Mobil Pustaka Parade Keliling Kota Solo

Ke depan, frekuensi pelatihan serupa bakal ditambah untuk meningkatkan keterampilan masyarakat. Soal kolaborasi dengan Nyalanesia, Mufti menyampaikan ada beberapa kolaborasi program seperti kegiatan safari budaya baca, pembuatan konten literasi, serta kampanye Solo sebagai kota literasi.

“Sekaligus kami ingin mengedukasi masyarakat Solo bahwa perpustakaan tidak hanya memfasilitasi masyarakat dalam membaca buku melainkan bisa digunakan untuk pertemuan dan pelatihan,” ujar dia.

Community Manager Nyalanesia, Arifin Nurdin, mengatakan berupaya mewujudkan ekosistem literasi melalui gerakan literasi nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan menuju Indonesia 2045.

Baca Juga: Napak Tilas MN VI: Radya Pustaka Solo, Thiong Ting, dan Astana Oetara

Para pegiat literasi bakal menyosialisasikan program-program literasi sekaligus membangun kolaborasi dengan lembaga pendidikan dan sekolah. Hal ini juga diterapkan dalam pengembangan literasi di Kota Bengawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya