Soloraya
Rabu, 3 Juni 2020 - 21:24 WIB

Gara-Gara Corona, 10 Mahasiswa Universitas Di Tiongkok Ini Harus Jalani Ujian Skripsi Dari Boyolali

Bayu Jatmiko Adi  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu mahasiswa Nanjing University, Tiongkok, asal Boyolali, mengikuti ujian skripsi secara online di Kantor Disdikbud Boyolali, belum lama ini. (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia memaksa 10 mahasiswa Universitas Nanjing, Tiongkok, asal Kabupaten Boyolali, harus menjalani ujian skripsi secara online dari Kota Susu.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Budi Prasetyaningsih, mengatakan ujian skripsi secara online tersebut dilakukan dalam tiga tahap. Masing-masing tahap dilaksanakan pada Selasa (19/5/2020), Rabu (20/5/2020), dan Selasa (2/6/2020).

Advertisement

Peserta ujian skripsi online merupakan pelajar asal Kabupaten Boyolali yang mendapatkan beasiswa dari universitas di Tiongkok.

“Mereka mendapat beasiswa Pemerintah Kabupaten Boyolali tahun 2016. Seharusnya ujian di Nanjing. Tapi karena pandemi Covid-19, mereka mengerjakan skripsi di Indonesia secara online,” kata dia dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (3/6/2020).

Advertisement

“Mereka mendapat beasiswa Pemerintah Kabupaten Boyolali tahun 2016. Seharusnya ujian di Nanjing. Tapi karena pandemi Covid-19, mereka mengerjakan skripsi di Indonesia secara online,” kata dia dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (3/6/2020).

Satpam Cantik di Sragen Hilang, Diduga Hanyut di Sungai Bengawan Solo

Pelaksanaan ujian skripsi online tersebut dipusatkan di aula Kantor Disdikbud Boyolali. Dia menjelaskan total ada 30 mahasiswa asal Boyolali yang kuliah di universitas di Tiongkok dengan beasiswa program sarjana. Selain itu ada  sembilan mahasiswa menempuh program magister di Tiongkok.

Advertisement

Mengimplementasikan Ilmu

Pada Mei lalu, mahasiswa asal Boyolali itu seharusnya kembali universitas di Tiongkok untuk mengikuti ujian skripsi. “Rencana awal, Mei harus kembali ke Tiongkok untuk ujian. Tetapi karena belum memungkinkan akhirnya diputuskan ujian dari Indonesia melalui daring atau online,” terang dia.

Warga Ngerangan Klaten Kecolongan, Pemakaman Pasien Covid-19 Langgar Prosedur

Dia berharap setelah lulus ujian bisa mengimplementasikan ilmu yang yang didapat untuk memajukan Kabupaten Boyolali. Dia juga berharap wabah Covid-19 segera berakhir.

Advertisement

Sejak beredarnya pemberitaan mengenai virus corona yang merebak di Kota Wuhan, Tiongkok, Disdikbud Boyolali terus memantau mahasiswa yang kuliah di negera Tirai Bambu itu.

Pemantauan itu dilakukan untuk memastikan mereka tidak tertular virus corona yang telah merenggut banyak nyawa di dunia itu. “Setiap hari saya selalu memantau mereka, bagaimana keadaan mereka di Kota Nanjing,” kata Budi Prasetyaningsih saat itu.

Matahari "Lockdown", Bumi Bakal Berguncang & Cuaca Dingin

Advertisement

Sebenarnya, jarak Kota Nanjing dengan Wuhan cukup jauh, yakni sekitar 550 km. Namun, Nanjing University meminta para mahasiswa untuk pulang ke negeri asal mereka.

Dari 30 mahasiswa Boyolali tersebut, 10 orang di antaranya menempuh semester VII. Lalu 10 mahasiswa tengah menyelesaikan skripsi. Skripsi bisa dikerjakan secara daring (online) sehingga mahasiswa bisa pulang ke Indonesia. Sedangkan 20 mahasiswa angkatan 2017 duduk di semester V.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif