SOLOPOS.COM - Salah satu peserta tes pengisian perangkat desa di Desa Mlese, Kecamatan Ceper membaca buku pidato menggunakan bahasa Jawa sebelum mengikuti tes asessment sosial kultural di SMPN 2 Ceper, Selasa (23/8/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Berbagai persiapan dilakukan para calon perangkat desa di Klaten dalam menghadapi tes hari pertama, yakni tes asessment sosial kultural, Selasa (23/8/2022). Tahapan seleksi pada hari pertama itu berupa tes wawancara dengan tim penguji terdiri dari perguruan tinggi dan kepala desa.

Seperti suasana di SMPN 2 Ceper yang digunakan seleksi pengisian perangkat desa di wilayah Kecamatan Ceper. Tes dilakukan dengan meminjam ruang kelas sekolah yang berada di Desa Kujon, Kecamatan Ceper tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Tes wawancara dilakukan satu per satu mengikuti. Tes berlangsung di ruang kelas dengan batasan waktu sekitar lima menit per orang.

Peserta ujian lain menunggu giliran di luar ruangan serta ada yang menunggu di ruang transit. Mereka yang menunggu giliran memilih mengobrol agar tak sepaneng atau tegang. Ada pula yang membaca buku hingga materi bahan bacaan melalui ponsel.

Salah satu peserta tes, Ahmad Nugroho, 35, memilih menunggu giliran tes sembari membaca buku. Dia mendapatkan giliran nomor terakhir untuk tes wawancara seleksi perangkat desa di Desa Mlese, Kecamatan Ceper.

Baca Juga: H-1 Seleksi, Calon Perdes di Klaten Ini Malah Sibuk Cari Bocoran Soal

Bukan buku baru, Ahmad membaca buku lawas berjudul Tuladha Jangkep Kagem Para Panata Adicara. Warna buku itu sudah kecokelatan. Jumlah halamannya tak lengkap. Ahmad tak tahu kapan buku tersebut diterbitkan.

“Buku peninggalan dari mbah saya. Baru saya baca dua atau tiga kali ini,” kata Ahmad saat ditemui di SMPN 2 Ceper, Selasa.

Ahmad mempelajari buku itu agar lancar menjawab pertanyaan dari tim asesor. Dia menjelaskan buku itu berisi kumpulan pidato berbahasa Jawa.

“Walau tidak lancar, harapannya biar paham,” jelas guru honorer di salah satu MTs wilayah Kecamatan Ceper tersebut.

Baca Juga: Seleksi Perangkat Desa di Klaten Dimulai Besok, Bupati: Semoga Clear and Clean

Ahmad mendaftarkan diri untuk lowongan Kaur Perencanaan dan Umum Desa Mlese. Bapak satu anak itu mengatakan tak ada persiapan khusus yang dia lakukan menghadapi seleksi perangkat desa.

Persiapan yang dia lakukan, yakni berdoa, belajar, serta membuat konsep pertanyaan-pertanyaan yang dimungkinkan keluar pada tes tersebut. Hanya, materi yang sudah dia pelajari sebelumnya ternyata tak ada yang ditanyakan pada tes hari pertama.

“Tadi tanya yang sudah ikut tes wawancara. Ternyata berbeda dengan materi-materi yang sudah disiapkan. Pertanyaannya tidak seperti yang sebelumnya dipelajari. Tetapi tidak apa-apa, yang penting yakin, usaha, doa sak ampuh-ampuhe. Doa yang tidak biasa dibaca oleh orang lain,” kata Ahmad penuh yakin menghadapi tes hari pertama.

Ahmad menjelaskan sebelum tes tersebut dia berziarah ke makam almarhumah ibunya. Selain itu, dia meminta doa restu ke sejumlah tokoh masyarakat di kampungnya.

Baca Juga: Pendaftar Membeludak! Segini Penghasilan Perangkat Desa di Klaten

Sowan ke beberapa sesepuh. Salah satunya bapak saya sendiri. Intinya minta doa restu,” ungkap dia.

Peserta seleksi pengisian perangkat desa di Desa Jambukidul, Pradika, 29, mengatakan tes wawancara hanya berlangsung selama lima menit.

“Rasanya di dalam gugup karena seorang diri dan wawancara dengan dua orang. Ini pengalaman pertama. Tadi ditanya wawasan tentang desa serta terkait penyelesaian kasus. Saya tadi ditanya bagaimana menyelesaikan kasus perselisihan antarwarga karena sengketa tanah,” kata Pradika.

Soal persiapan sebelumnya, pria yang bekerja di galeri salah satu provider internet selular itu mengatakan hanya belajar melalui internet.

Baca Juga: Lulusan S2 Ini Ikut Daftar Lowongan Perangkat Desa di Demakijo Klaten

“Belajar hanya lewat internet, lewat Youtube. Semalam tidak bisa tidur. Mungkin karena grogi. Besok masih ada tes lagi [tes akademik yakni tes tertulis dan praktik komputer],” kata warga Jambukidul tersebut.

Ketua Tim Pencalonan Pengangkatan Perangkat Desa (TP3D) Jambukidul, Tri Margiyanto, menjelaskan ada satu lowongan perangkat desa di Jambukidul yakni posisi kadus. Sementara, jumlah pendaftar yang dinyatakan lolos seleksi administrasi ada 14 orang.

Untuk menggelar tes pengisian perangkat desa, TP3D desa-desa yang membuka lowongan bekerja sama dengan Unwidha Klaten.



Tri tak menampik ada sejumlah orang yang mendatanginya untuk menanyakan seputar soal ujian tes perangkat desa. Setidaknya ada tiga orang tua yang datang kepadanya.

Baca Juga: 5.217 Orang bakal Berebut 455 Kursi Kosong Perangkat Desa di Klaten

Hanya, dia menjelaskan kewenangan TP3D dalam proses pendaftaran. Sementara, seluruh materi tes menjadi kewenangan dari perguruan tinggi.

“Saya sampaikan bahwa saya memang tidak tahu apa-apa soal materi ujiannya. Tugas TP3D hanya mendaftar saja, sementara soal yang buat dari perguruan tinggi,” kata Tri.

Tri juga mengakui ada saja yang melakukan semacam ritual. Salah satunya dengan jalan kaki keliling kampung selama beberapa kali saat tengah malam.

“Saya memergoki ada yang dua kali muter kampung. Saya anggap itu biasa saja,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya