SOLOPOS.COM - Anggota Komisi IV DPR RI Luluk Nur Hamidah (dua dari kanan) menaiki combine harvester saat panen raya di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, Rabu (2/3/2022). (Istimewa/Luluk Nur Hamidah)

Solopos.com, SRAGEN — Produktivitas padi di wilayah Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, anjlok sebanyak 2 ton per hektare pada musim panen I ini lantaran serangan hama tikus. Produktivitas gabah kering panen (GKP) yang biasanya 8-10 ton per hektare turun tinggal 6 ton per hektare.

Anjloknya produktivitas padi di Karungan itu disampaikan Kepala Desa Karungan, Joko Sunarso, saat ditemui wartawan, Rabu (2/3/2022). “Ya, gara-gara serangan tikus itu produksi padi anjlok sampai 2 ton per hektare. Dulu kami membeli dua ekor burung hantu dan membantu satu unit rumah burung hantu atau rubuha. Sekarang burung hantunya mati, tetapi ada burung hantu liar yang singgah di rubuha itu,” ujarnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sementara harga GKP saat panen ini, menurut Joko, cukup bagus di angka Rp4.600/kg bila dipanen dengan combine harvester.

Baca Juga: Sragen Diklaim Lumbung Pangan Terbesar Kedua Se-Jateng, Tapi Ternyata..

“Namun bila dipanen dengan thresher [mesin perontok padi] harga GKP anjlok menjadi Rp4.200/kg karena masih kotor. Kalau panen dengan thresher itu tergantung kondisi padinya. Kalau kadar airnya tinggi harga bisa turun sampai Rp4.000/kg. Kalau musim panen ini yang jadi masalah itu produktivitas gabahnya karena harganya bagus,” ujar Joko.

Anggota Komisi IV DPR RI, Luluk Nur Hamidah, yang melakukan panen raya padi di Desa Karungan, Rabu, mendorong perusahaan-perusahaan bisa membantu petani untuk mengatasi masalah hama. Dia mengatakan PT Petrokimia Gresik membantu dua unit rubuha. Dengan adanya rubuha itu diharapkan banyak burung hantu yang menghinggapinya.

“Untuk persoalan harga gabah itu, kami meminta HPP [harga pembelian pemerintah] GKP itu dinaikan bisa menjadi Rp5.000/kg. Selama ini harga GKP itu fluktuatif, ada yang Rp3.5000/kg, Rp4.500/kg, dan ada yang sampai Rp5.000/kg. Pemerintah bisa menghitung sehingga HPP itu naik agar petani diuntungkan. Jangan sampai petani menjual GKP di bawah HPP,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya