SOLOPOS.COM - Suasana perkampungan di Dukuh Desan Wetan, Desa Joton, Kecamatan Jogonalan yang bakal rata dengan tanah setelah diterjang proyek tol Solo-Jogja, Rabu (11/1/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak dua dukuh di Desa Joton, Kecamatan Jogonalan bakal nyaris rata dengan tanah lantaran diterjang tol Solo-Jogja. Sebagian warga mulai ancang-ancang dan pindah di satu lokasi.

Kepala Desa (Kades) Joton, Aris Gunawan, mengatakan permukiman yang terdampak berada di dua RT. Kedua RT itu yakni Dukuh Bladu, RT 004 dan Dukuh Desan Wetan, RT 005. Kedua RT itu berada di satu wilayah RW, yakni RW 002.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Sekitar 80-90 keluarga yang terdampak. Jadi sekitar 85 persen warga di satu RW itu harus relokasi [pindah rumah],” kata Aris saat ditemui di Desa Joton, Rabu (11/1/2023).

Rata-rata warga menghendaki pindah rumah tetap di wilayah Joton. Sebagian warga yang rumah mereka diterjang tol di kedua RT tersebut memilih pindah di satu lokasi.

Mereka menyiapkan dua patok sawah untuk dibeli bersama-sama dan masing-masing mendirikan rumah di tempat tersebut.

“Sebagian ada yang merencanakan relokasi di dua patok sawah. Itu sekitar 23 keluarga. Mereka masing-masing mau membangun rumah di tempat itu. Untuk lainnya ada yang masih punya sawah dan mendirikan di sana,” kata Aris.

Selain rumah, masjid di dua kampung itu juga bakal tergusur tol. Masjid itu berdiri di tanah wakaf dan dikelola melalui yayasan. Pengurus yayasan sudah mengawal proses pembebasan tanah serta bangunan masjid oleh tim pembebasan lahan untuk tol.

Kadus 1 Desa Joton, Wakijo, juga menjelaskan ada dua kampung di Joton yang akan diterjang tol Solo-Jogja.

“Di Bladu itu separuh kampung kena. Sementara di Desan Wetan itu hanya tersisa beberapa rumah. Beberapa warga bareng-bareng berencana bikin rumah di dua patok sawah,” kata Wakijo.

Salah satu warga Dukuh Desan Wetan, Tukimin, 72, mengatakan rumahnya ikut diterjang tol Solo-Jogja. Dia juga berencana ikut pindah di satu lokasi sawah bersama puluhan keluarga lainnya. Alasannya karena tak ingin meninggalkan Joton serta sudah saling akrab dengan para tetangga.

Berdasarkan pantauan, suasana Dukuh Desan Wetan relatif sepi dan teduh oleh banyaknya pepohonan saat siang. Patok-patok berwarna merah dan kuning terlihat di tengah perkampungan hingga di depan rumah warga. Di tengah kampung tersebut ada satu masjid.

Sementara itu, warga pemilik bidang lahan yang bakal diterjang tol Solo-Jogja di Joton mulai menerima pembayaran uang ganti rugi (UGR). Pada pekan ini, tim pengadaan lahan untuk tol membayarkan UGR kepada pemilik 206 bidang lahan kena tol di Joton.

Lahan terdampak tol di Joton berupa pekarangan serta sawah. Sementara, jumlah total bidang lahan diterjang tol di Joton mencapai 321 bidang termasuk 25 tanah kas desa.

Joton merupakan satu dari 50 desa di Klaten yang dilewati jalan tol. Joton merupakan desa dengan jumlah bidang lahan terdampak tol terbanyak di Klaten. Kawasan Joton bakal menjadi simpang susun tol.

Kasi Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono, mengatakan setelah menerima pembayaran UGR, warga yang rumahnya kena tol diminta segera mengosongkan pekarangan.

Warga diberi waktu dua hingga tiga bulan untuk membongkar sendiri bangunan rumah dan bisa memanfaatkan bagian bangunan rumah lama untuk mendirikan rumah baru.

“Kasihan warga kalau nantinya bangunan rumah dibongkar dari proyek,” kata Sulis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya