Soloraya
Kamis, 14 Maret 2013 - 08:55 WIB

Gaung Hari Musik Nasional Tak Terasa di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Melalui Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2013, hari lahir komponis besar, Wage Rudolf Supratman, 9 Maret, ditetapkan sebagai Hari Musik Nasional (HMN). Sejumlah musisi terutama yang tergabung dalam Persatuan Artis Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI) menyambut baik penetapan HMN, Sabtu (9/3/2013) lalu, oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono itu. Betapa tidak isu HMN yang dicanangkan sejak 2003 itu akhirnya terwujud.

Euforia HMN ternyata tak terasa hingga ke Solo, Kota Budaya yang memiliki sejumlah komposer besar dan ratusan band indie yang tumbuh kian menjamur. Musisi Solo seolah adem ayem dengan penetapan HMN. Tak ada sedikitpun ekspresi bahagiaatas penetapan harinya para musisi Nasional itu.

Advertisement

“Biasa saja, enggak ada dampak di kita,” ucap komposer tradisional sekaligus dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Danis Sugiyanto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (13/3/2013).

Danis menilai HMN seolah hanya milik musisi di ranah mainstream yang bergerak di industri besar. Sementara, musisi tradisional maupun kontemporer seperti dirinya dan sejumlah komposer lain di Solo belum terpengaruh dengan penetapan hari nasional itu. Musik-musik tradisional memang seolah dianaktirikan. Padahal karya-karya musisi di ranah tradisional dan kontemporer biasanya jauh lebih bagus karena tak terdesak oleh tuntunan industri.

Lebih lanjut, Danis, menilai HMN seolah hanya slogan. Buktinya, sejak digaungkan 2003 lalu, sejumlah musisi di Solo jarang yang merasa memiliki peringatan hari yang seharusnya sakral bagi para musisi itu. Ditambah lagi, sosialisasi HMN dinilai tak merata.
“Biasanya kalau merasa memiliki, teman-teman musisi di Solo itu secara otomatis pasti mau merayakannya. Hla ini tidak sama sekali,” ucap Danis

Advertisement

Senada, musisi Solo yang berada di bawah naungan indie label, sekaligus pencetus Rock In Solo, Stephanus Adjie, mengatakan HMN benar-benar minim sosialisasi. Tak banyak yang tahu tentang penetapan HMN. “Coba Mbak tanya ke beberapa musisi yang ada di Solo mesti jarang yang tahu apa itu Hari Musik Nasional,” ucapnya, Rabu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif