SOLOPOS.COM - Kepala DLH Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, saat diwawancara wartawan di Gedung DPRD Boyolali, Rabu (1/3/2023). Ia mengatakan setiap harinya 60 ton sampah masuk ke TPA Winong. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALIDinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali mencatat setiap harinya sebanyak 60 ton sampah masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong, Boyolali. Diprediksi, dalam satu tahun ke depan, TPA Winong akan penuh jika tidak ada langkah pengurangan.

“Setiap hari ada 60 ton, lahannya tinggal enam hektare, prediksinya paling enggak setahun [penuh],” ujar Kepala DLH Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, kepada wartawan saat ditemui di Gedung DPRD Boyolali, Rabu (1/3/2023).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ia mengungkapkan DLH Boyolali sedang berpikir tentang perluasan TPA Boyolali atau membuat tempat pembuangan sampah terpadu (TPST). Ia juga mengungkapkan telah membicarakan kepada Bupati Boyolali bahwa setidaknya perlu memiliki lima TPST se-Boyolali.

TPST tersebut, lanjut dia, akan menyebar di lima eks kawedanan Boyolali yang akan menampung sampah dari kecamatan-kecamatan. Sebagai informasi ada lima kawedanan di Boyolali, seperti Kawedanan Boyolali, Kawedanan Banyudono, Kawedanan Ampel, Kawedanan Simo, dan Kawedanan Wonosegoro.

Wiwis mengatakan pemerintah pusat menargetkan TPA lama-lama akan menghilang pada 2030. Sehingga pengelolaan sampah nantinya berada di tingkat kecamatan.

Untuk itu, kecamatan akan memberdayakan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) dan bank sampah.

“Di TPA kami ada pola pilah sampah juga. Ada pemulung di TPA, ada juga yang di TPS. Itu menjadi strategi pengurangan sampah,” jelasnya.

Ia menyatakan para pemulung tersebut akan bertugas memilah sampah yang bersifat ekonomis. Tak hanya di TPA, mereka juga diberdayakan setiap ada kegiatan salah satunya car free day (CFD). Hal tersebut, lanjut Wiwis untuk mengurangi jumlah sampah setiap dua pekan sekali akibat CFD.

Sebelumnya diberitakan, Boyolali kembali mendapatkan penghargaan Adipura 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, mengusulkan tugu Adipura dapat dibuat di pertigaan depan Perusahaan Daerah Air Minum (Pudam) Tirta Ampera.

Penghargaan tersebut sebelumnya diserahkan Menteri LHK, Siti Nurbaya kepada Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, di Auditorium Dr. Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta pada Selasa (28/2/2023).

Wiwis berharap dengan diraihnya Adipura ke-14 oleh Boyolali dapat memacu semangat masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mempertahankan penghargaan tersebut.

“Substansinya bagaimana kami mencoba untuk perubahan perilaku terhadap pengelolaan sampah. Bahwa sampah itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi kita semua. Setiap warga/masyarakat berbicara tentang kebersihan dan pengelolaan sampah,” ujar dia.

Ia menjelaskan penilaian Adipura tak hanya tentang sampah, tapi ada aspek ruang terbuka hijau, proklim, emisi rumah kaca dan lain-lain.

Beberapa yang mendongkrak nilai Boyolali seperti Program Kampung Iklim (Proklim) di Desa Sruni, Musuk dan juga controlled landfill yang telah dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong Boyolali.

Sementara itu, Bupati Said mengucapkan terima kasihnya kepada seluruh masyarakat dan jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) atas dukungannya sehingga Boyolali dapat mendapatkan penghargaan Adipura ke-14.

“Kurang lebih tiga tahun vakum tidak ada penyerahan Adipura. Namun, kemarin Kabupaten Boyolali menerima penghargaan Adipura yang ke-14. Jadi sejak 2006 sampai dengan 2018 vakum. Baru kemarin menerima untuk penilaian pada 2022,” ujarnya kepada wartawan.

Atas pencapaian tersebut, ia mengajak seluruh masyarakat menjaga pencapaian sehingga tiap tahun dapat ditingkatkan prestasinya hingga mencapai Adipura Kencana.

Saat disinggung terkait penghargaan Adipura tersebut akan diletakkan di mana, Bupati menjelaskan lokasi pasti masih didiskusikan antara Sekda Boyolali, Asisten II Setda Boyolali, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup.

“Kalau saya berkeinginan di pertigaan depan Pudam [Tirta Ampera]. Itu kan titik sentral, titik temu yang baik untuk kami buat di sana,” jelasnya.

Sebagai informasi, Pudam Tirta Ampera Boyolali berlokasi di sekitar Alun-alun Lor Boyolali. Di depannya terdapat jalan yang biasanya dilewati oleh kendaraan besar seperti bus dan truk.

Jalan di daerah tersebut juga biasanya dilewati oleh pengendara yang akan menuju Gerbang Tol Boyolali di Mojosongo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya