Soloraya
Kamis, 27 Oktober 2022 - 08:04 WIB

Gayeng! Jelang Sumpah Pemuda, 100 Orang Flashmob Tari Soreng di Selo Boyolali

Nimatul Faizah  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahasiswa ISI Surakarta dan anggota Sanggar Mardi Santosa mengadakan flashmob Tari Soreng di Bukit Sanjaya, Minggu (23/10/2022). Tari soreng adalah jenis tradisi keprajuritan, tari tersebut dilakukan dalam rangka menyambut Hari Sumpah Pemuda sekaligus praktik kerja lapangan mahasiswa ISI Surakarta. (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI–Menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda, seratusan orang yang terdiri mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan pemuda anggota Sanggar Seni Mardi Santosa asal Dukuh Temusari, Desa Lencoh, Kecamatan Selo menggelar flashmob Tari Soreng di Bukit Sanjaya dan Simpang PB VI Selo, Boyolali, Minggu (23/10/2022).

Salah satu mahasiswa ISI Surakarta, Wahyu Saputra, mengungkapkan flashmob digelar untuk kegiatan wajib praktik kerja lapangan mahasiswa semester V program studi (prodi) Seni Tari ISI Surakarta.

Advertisement

“Selain itu, ini berhubungan dengan Sumpah Pemuda. Jadi Tari Soreng ini kan menceritakan tentang keprajuritan dan pemuda yang semangat perang dan semangat gotong royong,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Rabu (26/10/2022).

Lebih lanjut, Yusa ingin dengan adanya flashmob Tari Soreng tersebut dapat memperkenalkan tarian kreasi dari Boyolali ke masyarakat luas.

Yusa mengungkapkan sajian flashmob tersebut disiapkan dalam waktu singkat, yaitu hanya satu hari. Dia menceritakan pada Sabtu (22/10/2022) malam, mahasiswa dan anggota sanggar berlatih Tari Soreng.

Advertisement

Baca Juga: Sumpah Pemuda di Mungkid Lebih Bermakna Karena Tari Soreng

“Kemudian tanggal 23 [Oktober] itu tampil, yang pertama tampil di Bukit Sanjaya yang kedua di Simpang PB Selo,” ceritanya.

Sementara itu, salah satu anggota Sanggar Seni Mardi Santosa, Mulyono, 25, merasa bangga dapat menampilkan flashmob Tari Soreng.

Advertisement

Ia juga mengapresiasi mahasiswa ISI Surakarta yang dengan spontan dan cepat dapat mempelajari gerakan Tari Soreng kreasi sanggarnya.

“Saya melihat mahasiswa ISI Surakarta ini lebih kreatif dan saya salut karena masih mau melestarikan budaya. Saya berharap ke depan pemuda semakin kreatif dan makin semangat untuk melestarikan budaya, tidak hanya mahasiswa ISI,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif