SOLOPOS.COM - PEMBUKAAN GEBYAR SYAWALAN -- Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto menyampaikan pidato sekaligus membuka Gebyar Syawalan Jurug 2011 di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Minggu (28/8/2011). (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Solo (Solopos.com) – Acara Gebyar Syawalan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo bakal digelar spesial dibandingkan tahun sebelumnya, Selasa (30/8/2011) hingga Minggu (4/9/2011) mendatang.

PEMBUKAAN GEBYAR SYAWALAN -- Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto menyampaikan pidato sekaligus membuka Gebyar Syawalan Jurug 2011 di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Minggu (28/8/2011). (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Penyelenggara acara akan menampilkan sendratari cerita perjalanan Mas Karebet atau Jaka Tingkir menjadi Sultan Mataram, Hadiwijaya. Pertunjukan sendratari Jaka Tingkir akan digelar pada hari terakhir acara. Dikarenakan debit air Sungai Bengawan Solo susut, sendratari dan larung gethek Jaka Tingkir akan dihelat di telaga/danau TSTJ. “Ini strategi juga supaya pengunjung/penonton masuk ke taman,” ujar Direktur Operasional TSTJ, Windu Winarso, saat ditemui wartawan, Minggu (28/8/2011) di sela-sela doa bersama pembukaan Gebyar Syawalan.

Doa bersama dipimpin Sekda Solo, Budi Suharto, dihadiri Ketua DPRD Solo, YF Sukasno; Ketua Komisi III DPRD, Honda Hendarto, jajaran Direksi Perusda TSTJ dan pemangku kepentingan TSTJ. Selain persiapan panggung, Direksi sudah menyiapkan zoning bagi pedagang musiman yang berjualan selama acara Syawalan. “Kami sudah siapkan semuanya mulai dari hiburan hingga tempat berjualan pedagang musiman,” katanya. Puncak acara Gebyar Syawalan bakal digelar pada Minggu (4/9/2011) mendatang dengan agenda utama larung gethek Jaka Tingkir. Namun belum ada informasi mengenai siapa yang akan memerankan tokoh Jaka Tingkir.

Windu Winarso mengaku menyutradarai sendiri skenario perayaan Syawalan tahun ini. Sebagai salah satu pertunjukan untuk menghibur pengunjung akan disajikan reyog bocah, barongsai dan sendratari seniman Kota Bengawan. Pertunjukan dan hiburan ditekankan bernilai budaya dan edukasi mengingat banyaknya pengunjung kategori anak-anak. “Larung gethek tidak mungkin di Bengawan dengan kondisi air yang menyusut, sehingga kami alihkan ke telaga. Nantinya Mas Karebet atau Jaka Tingkir bakal naik gethek dipikul bajul kawandoso atau 40 buaya,” papar dia.

kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya