Solopos.com, KLATEN—Pohon asam di Dukuh Klenisan RT 017/RW 006, Desa Taskombang, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, diyakini berusia 200 tahun. Selain berdiameter lebih dari 3 meter, konon pohon asam itu pernah tumbang namun tiba-tiba bisa berdiri lagi sendiri.
Berdasarkan pantauan Solopos.com, pohon tersebut berada di Taman Glutuk, Dukuh Klenisan, Desa Taskombang. Batang utama bagian bawah pohon tersebut lebih dari tiga meter. Tinggi pohon sekitar 25 meter.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Di sekitar pohon ditemukan batu berukuran jumbo. Masyarakat setempat meyakini lokasi tumbuhnya pohon raksasa itu berada di jalur aliran sungai purba.
Baca Juga: DED dan Masterplan Proyek Revitalisasi Wisata WGM Wonogiri Rampung
“Pohon asam itu sangat ikonik bagi desa ini. Diameter pohon itu sangat besar. Orang tiga [dewasa] membentangkan kedua tangan belum cukup dapat memeluk pohon itu,” kata salah seorang tokoh muda sekaligus Ketua Sanggar Seni Budaya Taskombang Mandiri (Sedyatama), Abimanyu P., Perdana, saat ditemui wartawan di Taskombang, Kecamatan Manisrenggo, Kamis (28/10/2021).
“Konon, pohon asam itu memang pernah tumbang. Ajaibnya, bisa berdiri lagi. Lokasi pohon memang berada di jalur sungai purba,” ceritanya.
Hal senada dijelaskan Ketua RT 017 di RW 006 Desa Taskombang, Parjo, 63. Pohon asam berukuran raksasa di wilayahnya tergolong pohon paling tua di Taskombang. Usia pohon tersebut ditaksir sudah mencapai dua abad.
Baca Juga: Makam Tergerus, Masyarakat Sering Lihat Tulang di Utara Rawa Jombor
“Lokasi tumbuhnya pohon ini memang berada di aliran sungai purba. Pohon asam ini masih berbuah hingga sekarang. Masyarakat di sini biasanya mengambil buah asam yang telah jatuh ke tanah. Buah asam laku dijual di pasaran. Harganya senilai Rp15.000 per kilogram,” katanya.