Soloraya
Jumat, 9 Juli 2021 - 13:07 WIB

Gedung Sekolah di Solo Disulap Jadi Tempat Isolasi  Pasien Covd-19, Begini Kondisinya

Akhmad Ludiyanto  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas linmas menyiapkan ruang kelas untuk isolasi terpusat di SMPN 8 Solo, Kecamatan Jebres, Solo, Minggu (4/7/2021). (Solopos/Wahyu Pakoso)

Solopos.com, SOLO – Pusat isolasi mandiri terpusat di sejumlah gedung sekolah di Kota Solo, Jawa  Tengah, sudah mulai terisi pasien Covid-19 tanpa gejala sejak awal pekan ini. Mereka menempati ruangan  kelas yang sudah diubah menjadi ruangan isolasi lengkap  dengan tempat tidur.

Pantauan Solopos.com dari luar gedung SMPN 8 terpantau sudah mulai terisi pasien, pada Kamis (8/7/2021). Sejumlah petugas berjaga di posko yang berada di pintu masuk. Mereka melarang semua tamu yang akan masuk ke lingkungan sekolah.

Advertisement

Bagi sanak keluarga pasien yang akan mengantar makanan atau barang, hanya diperkenankan meninggalkan bawaan mereka di meja posko. Barang tersebut selanjutnya akan diantar kepada pasien bersangkutan oleh petugas khusus.

“Sanak keluarga pasien hanya boleh menitipkan barang bawaan di sini [meja posko],” ujar salah satu Linmas Kecamatan Jebres yang bertugas di SMPN 8 siang itu, Arip Triyono.

Advertisement

“Sanak keluarga pasien hanya boleh menitipkan barang bawaan di sini [meja posko],” ujar salah satu Linmas Kecamatan Jebres yang bertugas di SMPN 8 siang itu, Arip Triyono.

Baca juga: Nestapa Tukang Becak di Solo: Sepi Penumpang – Banting Setir Jadi Pemulung

Ia mengatakan, berdasar informasi yang ia terima gedung sekolah tersebut dapat menampung 147 pasien. Hingga Kamis, jumlah pasien sudah mencapai 100 orang.

Advertisement

Sementara itu, gedung sekolah lain yang ditetapkan menjadi lokasi isolasi mandiri berikutnya mulai dipersiapkan. Seperti di SDN Cengklik, Kecamatan Banjarsari, kursi dan meja di 17 ruangan sudah dikeluarkan ke teras kelas sejak beberapa hari lalu.

Selanjutnya ruangan diisi dengan tempat tidur yang dipasang berjajar. Sementara itu, pantauan Solopos.com, di luar pintu gerbang sekolah sedang dibangun tenda untuk posko petugas jaga.

Baca juga: Pemkot Solo Tambah 1 Gedung Lagi Untuk Isolasi Terpusat Warga Positif Covid-19

Advertisement

Kepala SDN Cengklik Yohana Tatik Listyowati mengatakan, pihaknya juga sudah menugaskan 3 personel yang nantinya membantu petugas lainnya di posko.

“Isolasi mandiri ini kami hanya ketempatan, yang menentukan tempat itu Pemkot atau Satgas Covid-19 Kota Solo. Di sekolah kami ruangan yang dipakai isolasi mandiri itu 4 kelas di lantai 1, 7 kelas di lantai 2, dan 6 kelas di lantai 3. Kursi-meja di kelas-kelas itu sudah dikeluarkan dan diganti dengan tempat tidur dari Brimob,” ujarnya.

Harapan Wali Murid

Sementara itu, meskipun gedung sekolah sudah dipersiapkan, namun ia berharap ruangan-ruangan itu tidak pernah terisi.

Advertisement

“Sekolah ini kan dipakai kalau SDN Cemara Dua [tempat isolasi lainnya] sudah penuh. Nah, saya berharap sekolah kami tidak dipakai. Artinya, tidak ada lagi penambahan kasus Covid-19,” ujarnya.

Ungkapan yang sama disampaikan salah seorang guru SDN Cengklik, Surjito. Mereka berharap tidak ada lonjakan kasus positif Covid-19.

“Yang penting kami siapkan. Tapi harapannya tidak ada yang datang. Maksudnya, jangan ada lagi kasus Covid-19,” ujar Surjito yang akan bertugas di posko dalam pelaksanaan isolasi mandiri di sekolahnya ini.

Baca juga: Ambulans PC Muhammadiyah Klaten Ternyata Sudah 2 Kali Dilempari Batu

Sementara itu, salah satu Sekretaris Komite SDN Cengklik, Safitri Wulandari mengatakan sebagai orang tua sebenarnya ada rasa khawatir jika gedung sekolah dijadikan sebagai lokasi isolasi mandiri pasien Covid-19. Namun demikian, langkah pemerintah tersebut diambil untuk tujuan lebih besar yakni mengurangi persebaran Covid-19.

“Sebenarnya ya khawatir, tapi bagaimana lagi situasi saat ini pasien [Covid-19] memerlukan tempat isolasi mandiri terpusat,” ujarnya.

Ia juga berharap tidak akan ada pasien Covid-19 yang ditempatkan di gedung sekolah tersebut.

“Harapan saya penderita Covid-19 tidak perlu bertambah sehingga tidak perlu ada yang perlu diisolasi lagi di sekolah. Kalau akhirnya sekolah dipakai, saya juga berharap dalam masa sterilisasi selama dua bulan setelah digunakan nanti betul-betul maksimal sehingga sekolah kembali steril,” harapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif