SOLOPOS.COM - Rektor UIN Raden Mas Said saat dimintai konfirmasi wartawan di Gedung Rektorat kampus setempat, Senin (7/8/2023).(Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas (RM) Said Surakarta meminta Dewan Kode Etik menelusuri dugaan pelanggaran yang dilakukan Dewan Mahasiswa (Dema) dalam pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK).

Jika memang ditemukan pelanggaran, akan ada sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran. Jika pelanggaran nya berat bisa sampai di keluarkan atau di drop out (DO).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dema sempat membuat geger setelah mewajibkan mahasiswa baru registrasi ke aplikasi pinjaman online (pinjol) yang jadi sponsor acara PBAK, yakni Akulaku.

Rektor UIN RM Said Surakarta, Mudofir, menyatakan akan menelusuri lebih jauh terkait kronologi dan temuan lain soal kasus Pinjol tersebut. “Kami belum tahu kesalahannya di mana maka ada Dewan Kode Etik yang diketuai oleh Wakil Rektor III apakah dalam perbuatan itu ada yang melanggar atau tidak. Di situlah pemeriksaan menyangkut kronologi dan detail dibutuhkan untuk memutuskan bersalah atau tidak. Barulah dijatuhkan sanksi ringan, berat atau sedang jika terjadi kesalahan,” papar saat dimintai konfirmasi oleh wartawan di Gedung Rektorat pada Senin (7/8/2023).

Setelah ramainya pemberitaan mengenai mahasiswa baru diminta untuk registrasi ke aplikasi pinjol, Mudofir mengaku pada hari ini telah memanggil dan menegur Ketua Dema sekaligus meminta klarifikasi.

Dari hasil klarifikasi Dema, pangkal kegaduhan tersebut adalah adanya kerja sama dengan BCA, Akulaku, dan Aladin untuk kegiatan Festival Budaya. Kontraprestasi dari sponsorship itu adalah Dema memobilisasi mahasiswa melakukan registrasi pada dua aplikasi Akulaku dan Aladin. Kontraprestasi itu kemudian dinilai Rektor tidak masuk dalam kebijakan kampus.

Mudofir juga menegaskan kampus tidak memiliki kebijakan apa pun terkait kerja sama sponsorship. Menurutnya PBAK merupakan kegiatan rutin tiap tahun dan sebelum ini tidak pernah ada masalah.

Ia menyebut kerja sama itu untuk kegiatan Festival Budaya di luar dari PBAK. Dema juga sudah menyanggupi akan membatalkan semua rencana sponsorship oleh aplikasi yang terindikasi pinjol.

“Karena kami juga takut ada pencurian data untuk hal-hal yang tidak diinginkan. Dema juga tadi menyampaikan permohonan maaf untuk kegaduhan ini karena literasi mereka juga belum sejauh itu. Beberapa orang tua juga keberatan dengan apa yang dilakukan oleh Dema,” ungkap Rektor.

Pada mulanya Dema hanya menyebut akan mengadakan kampanye literasi antipinjol berawal dari banyaknya kasus akibat pinjol. Sayangnya, Dema tidak berkoordinasi lebih lanjut dengan rektorat terkait kerjasama yang mereka lakukan.

“Dulu penyelenggaraan PBAK ada berkali-kali pertemuan. Ini hanya sekali dan pemaparan desain PBAK saja, tidak pernah disampaikan sponsorship. Ke depan kami akan lebih hati-hati lagi supaya penyelenggaraan PBAK diawasi dan dikoordinasikan,” tegas Mudofir.

Dengan tersebar luasnya kabar ini, menurutnya mulai banyak hoaks yang beredar. Narasinya jika tidak registrasi aplikasi tersebut maka nilai PBAK akan buruk dan tidak dapat makan siang. Mudofir mengklarifikasi jika hal tersebut tak benar, apalagi pelaksanaan PBAK belum terjadi dan belum ada uang yang diterima atas kerja sama itu oleh Dema.

Mudofir menyebut setiap tahunnya ada 4.000 mahasiswa baru yang mendaftar di UIN RM Said Surakarta. Berdasarkan klarifikasi Dema, tidak lebih dari 500 mahasiswa baru telah melakukan registrasi pada aplikasi tersebut.

“Kampus tidak bisa menjamin [tidak ada kebocoran data], kan bukan tindakan kampus. Perbuatan itu tanpa sepengetahuan kami, tanpa laporan ke kami dan di luar tanggung jawab kami. Saya sudah meminta Dema dan pembina melakukan perlindugan data dengan cara misalnya uninstall,” ucap Mudofir.

Ia mengatakan jika ke depan data tersebut disalahgunakan, maka Dema selaku Penanggung jawab wajib melaporkan pihak ketiga tersebut atas penyalahgunaan data.

Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Syamsul Bakri, juga menepis adanya kabar jika PBAK dikerjakan bersama pihak swasta. Ia memastikan akan ada sidang kode etik untuk menentukan tingkat kesalahan mahasiswa yang diduga terlibat. Ia juga memastikan akan menyelidiki  isu mahasiswa diminta membeli suvenir.

“Kalau kesalahannya berat maka akan ada sanksi pemecatan atau drop out [DO]. Kalau [kesalahan] sedang, dikembalikan ke fakultas. Itu [Dema] tidak pernah lapor terkait dengan sponsorship, PBAK sudah dianggarkan dan dananya cukup besar dari UIN Raden Mas Said. Soal pembelian suvenir kampus akan menyelidiki hal itu,” ungkap Syamsul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya