Soloraya
Minggu, 28 April 2013 - 09:41 WIB

Gelandangan Terjaring Operasi PGOT di Boyolali

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang gelandangan yang terjaring dalam operasi PGOT oleh Satpol PP Kabupaten Boyolali, Sabtu (27/4/2013) petang, dibawa untuk dikirim ke RSJ di Klaten. (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)


Seorang gelandangan yang terjaring dalam operasi PGOT oleh Satpol PP Kabupaten Boyolali, Sabtu (27/4/2013) petang, dibawa untuk dikirim ke RSJ di Klaten. (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI-Dua orang gelandangan terjaring dalam operasi penyakit masyarakat (pekat) dan pengemis, gelandangan dan orang-orang terlantar (PGOT) yang digelar jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Boyolali, Sabtu (27/4/2013) petang.

Advertisement

Operasi tersebut dilaksanakan menyusul adanya keluhan masyarakat terkait keberadaan sejumlah gelandangan di kawasan perkotaan di Boyolali yang dinilai cukup meresahkan.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu, operasi dilaksanakan tim gabungan Pemkab setempat dari berbagai unsur. Operasi dilakukan dengan melakukan penyisiran di sejumlah jalan protokol di kawasan kota, seperti Jl Pandanaran, Jl Perintis Kemerdekaan dan beberapa ruas jalan raya lainnya.

Hasilnya, tim mendapati tiga gelandangan yang tengah berkeliaran di kawasan tersebut. Namun ketika ketiga gelandangan itu hendak dibawa dengan mobil operasional Satpol PP, ada beberapa warga setempat yang mencegah petugas membawa salah satu dari ketiga gelandangan yang tertangkap di sekitar Jl Perintis Kemerdekaan. Warga menjelaskan gelandangan tersebut memiliki keluarga di sekitar kawasan itu.

Advertisement

“Jadi tadinya temuan kami ada tiga orang, namun salah satunya ternyata dijelaskan warga sekitar, gelandangan tersebut ada keluarganya. Sehingga orang itu kami serahkan kembali ke warga, sementara yang dua lainnya kami kirim ke RSJ [rumah sakit jiwa] di Klaten agar dapat ditangani lebih lanjut,” ujar Kasi Penegakan Perda Satpol PP Kabupaten Boyolali, Suryoko, didampingi stafnya, Trijoko, kepada Solopos.com, kemarin.

Suryoko menjelaskan operasi tersebut digelar sebagai tindak lanjut dari Pemkab setempat terhadap keluhan masyarakat terkait keberadaan gelandangan yang dinilai cukup meresahkan.

“Sebab mereka [gelandangan] jika sedang kumat [penyakit gangguan jiwanya], sering mengganggu warga sekitar, sehingga cukup meresahkan,” terang Suryoko.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif