SOLOPOS.COM - Ratusan anggota Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) berkumpul di depan SMKN 2 Wonogiri, Senin (3/10/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri M.)

Solopos.com, WONOGIRI — Ratusan anggota Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) Wonogiri berunjuk rasa di depan SMKN 2 Wonogiri, Senin (3/10/2022). Aksi unjuk rasa yang berawal dari pelecehan nama baik PSHW oleh dua siswa sekolah setempat itu berakhir damai.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, pelecehan terhadap PSHW terjadi di halaman SMKN 2 Wonogiri, Jumat (30/10/2022). Pelakunya terdiri atas dua siswa yang kini masih duduk di bangku kelas XI.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mulanya, seluruh siswa di sekolah kejuruan itu bermaksud bersenang-senang seusai kegiatan sekolahnya selesai. Mereka berkumpul di area halaman dan mendengarkan musik sambil berjoget.

Di tengah kegiatan itu, ada dua siswa meneriakkan provokasi dan ujaran kebencian yang ditujukan kepada PSHW. Kejadian itu divideo dan tersebar di media sosial (medsos) hingga sampai ke telinga anggota PSHW Wonogiri.

“Sempat ada aduan dari kami [PSHW] ke SMKN 2 Wonogiri. Pihak sekolah pun sudah menghubungi kami dan Polres Wonogiri untuk dimediasi atas persoalan pelecehan itu,” ucap Ketua PSHW Wonogiri, Riyanto, kepada Solopos.com, Senin.

Baca Juga: Empat Pesilat Pelajar Wonogiri Raih Prestasi di O2SN Tingkat Jawa Tengah

Riyanto sempat mendapat informasi bahwa ribuan anggota PSHW di Wonogiri bakal mendatangi SMKN 2 Wonogiri. Tujuannya meminta pihak sekolah mengklarifikasi siswanya yang melecehkan nama PSHW.

“Selama dua hari [Sabtu-Minggu] saya kerja keras dan berkoordinasi dengan pengurus ranting supaya tidak perlu mendatangi SMKN 2 Wonogiri karena saya yang bakal membereskan persoalannya. Akhirnya hari ini [Senin] ada ratusan warga [sebutan bagi anggota perguruan] tetap datang. Mereka sedikit berorasi yang intinya menuntut permintaan maaf dari pelaku dan sanksi apa yang diberikan,” ungkapnya.

Riyanto turut mendatangi Mapolres Wonogiri untuk mengikuti mediasi dengan pihak SMKN 2 Wonogiri.

“Pihak sekolah meminta maaf dan sudah kami terima karena pelakunya juga masih pelajar. Terkait sanksinya kami kembalikan ke manajemen sekolah,” imbuhnya.

Baca Juga: Antusiasme Tinggi! Peserta Kejurkab Pencak Silat Wonogiri Membeludak

Atas kejadian itu, ia berpesan dan mengimbau termasuk kepada anggotanya agar tak membawa almamater perguruan silat, terlebih saat berada di sekolah. Hal itu bertujuan agar kejadian di SMKN 2 Wonogiri tak terulang dan tak ada yang merasa dirugikan.

Kepala SMKN 2 Wonogiri, Suyono, mengakui kejadian yang menimpa siswanya. Ia yang ikut dalam mediasi di Mapolres Wonogiri juga telah bernegosiasi dengan pihak PSHW Wonogiri dan bersepakat menyelesaikan persoalan tersebut secara damai.

Setelah mediasi selesai, ia turut menemui dan berbicara langsung di hadapan peserta unjuk rasa di depan SMKN 2 Wonogiri guna menyampaikan permohonan maaf.

Terhadap dua siswa yang menjadi pelaku pelecehan nama PSHW, Suyono juga telah memberlakukan sanksi kepada mereka.

Baca Juga: Selamat! 53 Personel Polres Wonogiri Naik Pangkat

“Tapi sanksinya edukatif, dua anak itu akan dimasukkan dalam program semi-boarding. Mereka akan diinapkan di sekolah sampai lulus agar kegiatannya juga terpantau,” ujarnya kepada Solopos.com, Senin.

Setelah mendengar penjelasan dari Kepala SMKN 2 Wonogiri, ratusan anggota PSHW Wonogiri tersebut membubarkan diri. Mereka dikawal pihak kepolisian guna memastikan tak ada pengumpulan massa seusai unjuk rasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya