SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Pemerintah Desa Paranggupito melarang nelayan untuk melaut atau memasang jaring di daerah Pantai Selatan. Adanya gempa susulan Senin (7/9) malam berskala 6,8 Richter mengakibatkan gelombang air laut naik mencapai 3 meter.

Meskipun gempa susulan yang terjadi pada pukul 23:12 WIB tersebut tidak berpotensi tsunami tetapi warga di daerah paranggupito merasa waswas. Mengingat sebelumnya pada Rabu (2/9), gempa berkekuatan 7,3 Richter mengguncang Jawa.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Menurut Kepala Desa Paranggupito, Suprihono, karena kondisi alam masih labil dan beberapa kali terjadi gempa pihaknya melarang nelayan untuk melaut maupun memasang jaring di areal pantai.

“Saya sudah memantau keadaan pantai dan laut, saya minta nelayan tidak melaut dulu,” jelas dia ketika dihubungi Espos, Selasa (8/9).

Dia mengatakan, pada saat gempa sepekan lalu kondisi air laut mulai pasang surut dan tidak menentu, sehingga nelayan tidak berani melaut. Menurutnya, setelah beberapa hari gelombang air laut sempat normal yakni dikisaran 1 meter hingga 2 meter, sejumlah nelayan pun sudah kembali melaut. Karena bukan musim panen lobster, sambung dia, jumlah nelayan cenderung menurun.

das

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya