Soloraya
Minggu, 27 September 2020 - 10:30 WIB

Gemolong Pemasok Terbesar Anjing di Soloraya, Ini Tempat Penampungannya

Muh Khodiq Duhri  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penjualan anjing (JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, SRAGEN – Kecamatan Gemolong, Sragen, rupanya menjadi pemasok terbesar daging anjing di kawasan Soloraya. Fakta ini diperoleh Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen.

Kepala Disnakkan Sragen, M. Djazairi, mengatakan setiap hari ada lebih dari 300 anjing ditampung di beberapa kandang di Dukuh Mijahan, Ngembatpadas, Gemolong. Di sana ada sembilan warga yang bekerja sebagai pengepul anjing dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Advertisement

Satu pengepul rata-rata bisa mendapatkan 30-40 ekor anjing setiap harinya. Jika dihitung secara kasar, sembilan pengepul di Gemolong itu bisa mendapatkan 8.100 hingga 10.800 ekor anjing/bulan. Mereka biasa mendapatkan anjing dalam kondisi hidup itu dari wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.

3 Hari Tambah 20 Pasien, Kasus Covid-19 di Ponorogo Tembus 405 

“Setelah ditampung di Mijahan, anjing-anjing hidup itu kemudian dikirim ke semua warung makan yang menjajajakan kuliner daging anjing di Soloraya. Pemilik warung biasanya mengaku dapat kiriman anjing itu dari Sragen. Padahal, anjing itu bukan dari Sragen. Anjing itu dibawa dari Jawa Barat dan Jawa Timur melalui pengepul asal Mijahan itu,” ujar M. Djazairi kepada Solopos.com, Sabtu (26/9/2020).

Advertisement

Menariknya, para pengepul itu biasa mencari anjing di Jawa Barat dan Jawa Timur dengan bermodal beras. Saat berangkat dari Sragen mereka mengangkut beras dan pulangnya membawa anjing hidup. Hal ini karena Sragen dikenal sebagai lumbung tanaman padi di Jawa Tengah bahkan nasional.

Alamak! Baru Diumumkan Turun Zona, Positif Covid-19 Sragen Tambah 24 Orang 

Beras hasil panen petani di Sragen itu kemudian dijual di Jawa Barat dan Jawa Timur. Hasil penjualan beras itu selanjutnya dibelikan anjing hidup untuk dibawa pulang ke Mijahan, Ngembatpadas, Gemolong.

Advertisement

“Jadi mereka itu berangkat bawa beras dan pulang bawa anjing. Begitu seterusnya,” terang Djazairi.

Kemudian anjing hidup dibawa ke Dukuh Mijahan, Desa Ngembatpadas, Gemolong, Sragen. Setiap hari ada lebih dari 300 anjing ditampung di beberapa kandang di dukuh tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif