SOLOPOS.COM - Ketua KPU Kabupaten Wonogiri, Toto Sihsetyo Adi, bersama sejumlah wartawan media daring, cetak, dan radio dalam acara Coffee Morning Catatan Akhir Tahun 2022 KPU Wonogiri di Kantor KPU Wonogiri, Jumat (16/12/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRIKomisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri akan berupaya keras mengajak perantau (kaum boro) berpartisipasi dalam Pemilihan Umum Legislatif 2024. Selama ini, kesadaran perantau Wonogiri menggunakan hak suara mereka dalam pemilu dinilai masih rendah.

Hal itu disampaikan Kepala KPU Kabupaten Wonogiri, Toto Sihsetyo Adi alias Toto, dalam acara Coffee Morning Catatan Akhir Tahun 2022 KPU Wonogiri yang dihadiri sejumlah wartawan media daring, cetak, dan radio di Kantor KPU Wonogiri, Jumat (16/12/2022). Masih rendahnya kesadaran kaum boro mengikuti pemilu menjadi hambatan KPU Wonogiri mencapai target partisipasi pemilih.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Toto mengatakan target nasional partisipasi Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2024 sebesar 77%. Di Wonogiri target sebesar itu akan sulit terwujud jika perantau tidak turut andil dalam gelaran pesta demokrasi lima tahunan ini.

“Sebab, jumlah perantau Wonogiri lebih dari 20% dari jumlah penduduk Wonogiri,” katanya. 

Dia mengakui jika pekerjaan tersebut tidak akan mudah. Banyak perantau yang berpikir bahwa berpartisipasi dalam pemilu tidak penting.

Baca Juga: Daftar Lengkap Pembagian Dapil di Wonogiri saat Pemilu 2024

Pandangan semacam itu muncul karena banyak perantau Wonogiri bekerja di sektor informal. Mereka menilai pemilu legislatif tidak akan berdampak banyak pada kehidupan mereka. Mereka merasa independen. 

Padahal anggapan seperti itu keliru. Berjalannya negara ini tidak lepas dari produk-produk politik para anggota legislatif. Maju atau mundurnya sebuah negara atau daerah ditentukan oleh mereka sebagai penyelenggara negara. Sementara para penyelenggara negara dipilih oleh rakyat.

KPU Wonogiri akan bekerja sama dengan organisasi-organisasi perantau Wonogiri guna mengajak mereka turut berpartisipasi dalam Pemilu Legislatif 2024. Selain itu, KPU Wonogiri juga akan menggandeng organisasi angkutan darat dan Dinas Perhubungan.

Hal itu tidak lain karena banyak perantau Wonogiri yang masih menggunakan angkutan umum bus ketika pulang atau berangkat merantau.  

Baca Juga: Parpol DPR Nyaman Nomor Lama, Ini Nomor Urut Seluruh Peserta Pemilu 2024

KPU Kabupaten Wonogiri akan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan terminal-terminal di Kabupaten Wonogiri untuk menyosialisasikan Pemilu 2024. Hal itu dilakukan karena setiap hari ada 80 bus dari Jakarta ke Wonogiri, begitu juga sebaliknya yang dinaiki penumpang perantau.

“Selama ini, wilayah ini [perantau] belum atau minim disentuh KPU Wonogiri. Padahal jumlah perantau ini cukup banyak. Mereka yang tidak memanfaatkan hak suaranya menjadi hambatan bagi kami untuk mencapai target partisipasi pemilu nanti,” kata Toto. 

Dia melanjutkan, sebenarnya tanpa para perantau pulang ke Wonogiri tetap dapat berpartisipasi dalam Pemilu Legislatif 2024. Mereka bisa mengajukan pindah memilih dari Wonogiri ke domisili mereka.

Hanya, mereka hanya bisa memilih calon anggota legislatif yang berskala nasional seperti DPR RI. Sementara jika ingin memilih calon anggota DPRD Wonogiri, mereka harus pulang ke Wonogiri. 

Baca Juga: Fix! Jumlah Kursi & Dapil di Wonogiri Tak Berubah saat Pemilu 2024

Kasubbag Teknis Penyelenggaraan Pemilu, Partisipasi dan Hubungan Masyarakat, Nursahid Agung Wijaya, mengakui capaian target partisipasi pemilu di Wonogiri masih rendah. Partisipasi pemilu di Kabupaten Wonogiri pada Pemilu 2014 sebesar 66,74 persen. Sedangkan pada Pemilu 2019 sebesar 72,89 persen.

“Partisipasi Pemilu Legislatif 2019 itu paling tinggi dibanding pemilu-pemilu sebelumnya di Wonogiri,” kata Sahid.

Menurut Sahid, guna mencapai target partisipasi pemilu, tidak cukup sekadar menyosialisasikan pemilu. Ada hal yang lebih fundamental daripada itu, yaitu kevalidan data daftar pemilih tetap (DPT) pemilu.

“Ketika data DPT ini sudah valid. Maka cara-cara sosialisasi ini tidak akan sia-sia. Bayangkan, jika data DPT ini tidak valid. Misalnya, ada orang yang sudah meninggal karena belum diurus akta kematiannya otomatis orang tersebut masuk DPT pemilu. Ketika tingkat partisipasi pemilu dihitung, tentu orang tersebut masuk di dalamnya. Hal itu membuat persentase tingkat partisipasi pemilih menjadi rendah,” jelas dia.

Baca Juga: Ini Alasan DPRD Wonogiri Memiliki 50 Kursi

Dia menambahkan, selain menerjunkan badan ad hoc untuk menghimpun kevalidan data DPT, KPU Wonogiri bakal bekerja sama dengan pemerintah daerah agar para RT turut dilibatkan dalam pendataan DPT pemilu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya