SOLOPOS.COM - Logo Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). (bnpt.go.id)

Solopos.com, SOLO – Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigjen Pol. Antam Novambar mengimbau puluhan lurah dan anggota musyawarah pimpinan daerah (Muspida) di Kota Solo mewaspadai pergeseran paham terorisme yang sewaktu-waktu bisa masuk ke desa. Tak jarang, kata dia, teroris menggunakan desa sebagai lokasi persembunyian sekaligus menyebarkan ajaran radikal di tengah masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan Brigjen Pol. Antam Novambar saat digelar Pelatihan Peningkatan Kewaspadaan Lurah dan Kepala Desa (Kades) Terhadap Paham Kekerasan dalam Masyarakat di Hotel Dana, Solo, Jawa Tengah, Rabu (17/12/2014). Hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan hingga Jumat (19/12/2014) tersebut, puluhan lurah di Kota Solo dan perwakilan Muspida Solo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Rencananya, pelatihan tersebut juga menghadirkan Ustaz Abdurahman Ayub yang dikenal pernah menjadi bagian dari jaringan teroris Internasional. “Desa sering menjadi tempat pergeseran teroris dari kelompok besar ke kelompok kecil, desa juga sering dijadikan lokasi persembunyian teroris yang berlindung di balik kehidupan Sosmas,” kata Brigjen Pol. Antam Novambar.

Menyikapi hal itu, lanjut Antam Novambar, dibutuhkan peran serta aktif dari masing-masing lurah. Lurah harus menerapkan izin berkunjung 24 jam dan berani melarang penceramah yang menyebarkan paham radikal di wilayah masing-masing.

“Harus dilakukan pendekatan struktural dan kultural. Sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 3 Tahun 2004 tentang Terorisme bahwa hukum melakukan terorisme adalah haram. Terorisme [termasuk Islamic State in Iraq and Syria/ISIS] jelas tidak lahir melalui rahim Islam. Teroris masuk melalui rumah ibadah, lembaga pendidikan agama, kampus, sekolah, lembaga pemasyarakatan, media massa,” katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, pimpinan BNPT saat ini sedang fokus mengurus warga negara indonesia (WNI) yang diduga terkait kelompok teroris di Arab Saudi. “Malam ini [kemarin], pimpinan kami bertolak ke Arab Saudi untuk mengurus WNI yang tertangkap di sana,” kata Antam Novambar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya