SOLOPOS.COM - Sejumlah kios di Pasar Bunder Sragen tertutup oleh rolling door. Para pedagang pasar tradisional ini memilih tidak berjualan saat terjadi gerhana matahari, Rabu (9/3/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Gerhana Matahari Total membuat Pasar Bunder Sragen sepi aktivitas.

Solopos.com, SRAGEN — Ratusan pedagang Pasar Bunder Sragen memilih tidak berjualan saat terjadi gerhana matahari sebagian, Rabu (9/3) pagi. Keramaian pasar tradisional itupun berkurang hingga 50% dibandingkan pada hari-hari biasanya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pantauan Solopos.com di lokasi, puluhan kios pedagang baik yang ada di dalam maupun di luar kompleks pasar ditutup rapat dengan rolling door. Puluhan los juga sepi dari aktivitas jual beli. Lapak-lapak pedagang dibiarkan kosong tanpa ada barang dagangan di atasnya.

”Hari ini memang banyak yang tidak berjualan karena ada gerhana matahari,” kata Titik, 40, pedagang sembako saat ditemui Solopos.com di kompleks Pasar Bunder.

Titik mengaku tidak tahu alasan liburnya ratusan pedagang Pasar Bunder. Menurut pengakuan sebagian pedagang kepadanya, mereka libur karena pasokan sayur tidak dikirim dari Tawangmangu lantaran petani tidak memanen sayuran selama terjadi gerhana matahari. ”Jadi, sebagian pedagang terkena imbasnya. Karena petani tidak memanen sayuran saat terjadi gerhana, para pedagang tidak mendapat pasokan sayuran sehingga mereka memilih libur,” jelas warga Desa Puro, Karangmalang, ini.

Sebagian pedagang, kata Titik, mengaku takut dengan fenomena gerhana matahari. Oleh sebab itu, mereka memilih tidak berjualan dan berdiam diri di rumah masing-masing. Namun, Titik tidak mengetahui apa yang ditakuti dari fenomena alam gerhana matahari itu. ”Kalau bagi saya, gerhana matahari itu biasa saja. Tidak ada yang perlu ditakutkan,” ujarnya.

Selain pedagang, sejumlah tengkulak juga memilih libur saat terjadi gerhana matahari. Sejumlah tengkulak langgananan Titik sudah memberi tahu jika dirinya libur. ”Karena sejumlah tengkulak libur, saya tidak mendapat pasokan tempe dan bakso pada hari ini. Padahal ada banyak yang mencarinya,” paparnya.

Hal senada disampaikan Sukarman, 60, tukang parkir di halaman Pasar Bunder. Warga Desa Bendo, Sukodono, itu mengakui Pasar Bunder relatif lebih sepi dibandingkan pada hari-hari biasa. Menurutnya, keramaian salah satu pasar tradisional itu berkurang hingga 50% sebagai imbas terjadinya gerhana matahari. ”Biasanya pada pukul 03.00 WIB, pasar ini sudah ramai. Namun, kondisi pasar dari pukul 03.00 WIB hingga 08.00 WIB itu sangat sepi. Aktivitas pasar mulai terlihat lebih ramai sejak pukul 09.00 WIB,” terang Sukarman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya