Soloraya
Rabu, 9 Maret 2016 - 06:42 WIB

GERHANA MATAHARI TOTAL : Soloraya Nikmati GMT Sebagian 2 Jam

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana sekitar gapura Makutho Solo Jl Adisucipto 190 Solo, Rabu (9/3/2016) pukul 06.30 WIB menjelang puncak GMT 2016. (Rini Y/JIBi?Solopos)

Gerhana Matahari Total (GMT) di wilayah Soloraya hanya berupa GMT sebagian.

Solopos.com, SOLO — Warga Soloraya bisa menikmati proses gerhana matahari sebagian (GMS) pada Rabu (9/3/2016) selama dua jam 16 menit. Puncak gerhana matahari diprediksi pukul 07.24 WIB.

Advertisement

Warga diminta tidak melakukan kontak mata secara langsung karena bisa merusak retina. Kepala Observatorium Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam, Sukoharjo, A.R. Sugeng Riyadi, saat dihubungi Solopos.com, Senin (7/3), mengemukakan proses gerhana matahari diperkirakan berlangsung mulai pukul 06.20 WIB dan puncaknya pukul 07.24 WIB. GMS di Soloraya diperkirakan sekitar 88%.

”Mulai pukul 06.20 WIB lingkaran putih disentuh lingkaran hitam permukaan bulan dan berlangsung semakin ke bawah. Puncaknya terjadi pukul 07.24 WIB. Lingkaran bulan akan melepas matahari pada pukul 08.36 WIB,” jelas dia.

Advertisement

”Mulai pukul 06.20 WIB lingkaran putih disentuh lingkaran hitam permukaan bulan dan berlangsung semakin ke bawah. Puncaknya terjadi pukul 07.24 WIB. Lingkaran bulan akan melepas matahari pada pukul 08.36 WIB,” jelas dia.

Ketika puncak gerhana, suasana Kota Solo dan sekitarnya akan menjadi remang-remang. Suasana lebih gelap dibanding di jam yang sama saat matahari tertutup mendung. Ketika gerhana, matahari terlihat bukan seperti lingkaran kuning. Bentuknya akan terlihat seperti sabit putih.

Untuk pengamatan, Observatorium PPMI Assalaam menggunakan sembilan teleskop. Selain itu juga disediakan LCD raksasa untuk umum dan kacamata khusus untuk melihat gerhana matahari secara langsung. Selain itu ada dua teleskop bagi yang ingin memotret serta satu teleskop untuk live streaming.

Advertisement

Masyarakat diharapkan tidak melewatkan momentum gerhana matahari atau saat bulan terletak di antara bumi dan matahari. Fenomena alam ini jarang terjadi di lokasi yang sama. Di Pulau Jawa, gerhana matahari total berlangsung 1983 dan diprediksi akan terulang 236 tahun kemudian atau 2252.

Sugeng menyatakan tengah menyiapkan live streaming nasional saat berlangsungnya gerhana matahari. Pengamatan di observatorium tersebut akan dihubungkan dengan laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan laman Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Teleskop Masjid Agung

Advertisement

Takmir Masjid Agung Solo juga menyiapkan tiga teleskop dan dua layar lebar untuk menyaksikan fenomena GMS. Sekretaris Takmir Masjid Agung Solo, Abdul Basid Rohmat, mengatakan Takmir Masjid Agung selalu menggelar salat gerhana setiap kali terjadi gerhana bulan maupun gerhana matahari.

Berbeda dari sebelum-sebelumnya yang hanya mengelar salat gerhana, menurut Basid, Takmir Masjid Agung kali ini mengadakan acara menonton bareng (nobar) dan ceramah ilmiah untuk menyambut gerhana matahari. ”Sesuai perintah Nabi, umat Islam dianjurkan melaksanakan salat gerhana. Masjid Agung pasti melaksanakan salat gerhana karena dijadikan juga rujukan masjd lain di Solo. Untuk kali ini, Masjid Agung spesial menggelar nonbar,” kata Basid. Sejumlah masjid di Soloraya juga dipastikan menggelar salat gerhana.

Gerhana matahari total (GMT) 2016 menjadi spesial karena wilayah daratan yang dilalui gerhana total hanya Indonesia. Jalur totalitas gerhana membentang dari Samudra Hindia hingga utara Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Jalur gerhana itu selebar 155 km-160 km dan terentang sejauh 1.200 km-1.300 km.

Advertisement

Ada 12 provinsi yang dilintasi GMT yaitu Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, semua provinsi di Kalimantan (kecuali Kalimantan Utara), Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Di Indonesia gerhana matahari total terpanjang bisa dinikmati di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara, selama 3 menit 17 detik.

Diprediksi saat GMT sebagian daerah dalam kondisi berawan. Pengamatan GMT paling maksimal diperkirakan bisa dilakukan di Belitung dan Ternate. Sedangkan warga Jawa Tengah bisa menikmati GMS. Hampir semua kabupaten/kota di Jateng bisa menikmati GMS.

Meski warga Jateng tidak bisa menikmati GMT, sejumlah lembaga seperti BMKG dan Lapan menyiapkan siaran langsung melalui Internet (live streaming) GMT dari sejumlah daerah. BMKG menyebar penelitinya di 19 kota yang akan merekam dan menyiarkan proses gerhana.

Sementara itu, sejumlah daerah yang dilintasi GMT mulai dipadati wisatawan. Bandara Sultan Babullah Ternate dipadati ilmuwan dan wisatawan asing. Kondisi serupa juga terjadi di Bangka Belitung.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Rustam Effendi mencatat kenaikan angka kunjungan wisatawan sampai 36 persen. Bagi Rustam, gerhana matahari total pada 9 Maret nanti menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat di wilayahnya. Menurut dia, berkat gerhana, angka kunjungan turis meningkat dan roda ekonomi juga bergerak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif