Soloraya
Minggu, 21 Mei 2023 - 15:28 WIB

Gibran akan Relokasi Rumah Lentera dari TMP Solo, Sejarahnya Bikin Terenyuh

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi rumah Lentera di dekat kompleks TMP Kusuma Bhakti Jurug yang akan direlokasi. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka akan merelokasi Panti Asuhan Rumah Lentera untuk proyek revitaalisasi Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bhakti di Kecamatan Jebres, Solo.

Panti Asuhan Rumah Lentera merupakan rumah bagi anak dengan HIV/AIDS (ADHA) dari berbagai wilayah di Indonesia. Jumlah penghuninya sebanyak 40 anak per Selasa (16/5/2023).

Advertisement

Solopos.com berkunjung ketika anak-anak sedang bermain di teras dan halaman Panti Asuhan Rumah Lentera, Selasa (16/5/2023) sekitar pukul 12.00 WIB. Kondisi selter itu sejuk berkat pepohonan yang menjulang tinggi di kawasan TMP Kusuma Bhakti  meskipun matahari terik siang itu.

Rumah Lentera Solo hanya bangunan rumah dengan fasilitas kamar besar dua dan kamar berukuran lebih kecil dua ruang dengan penghuni 17 anak ketika awal menempati kawasan TMP Kusuma Bhakti pada 6 Desember 2017.

Advertisement

Rumah Lentera Solo hanya bangunan rumah dengan fasilitas kamar besar dua dan kamar berukuran lebih kecil dua ruang dengan penghuni 17 anak ketika awal menempati kawasan TMP Kusuma Bhakti pada 6 Desember 2017.

Kini terdapat sembilan kamar, ruang komputer atau ruang belajar, ruang perkakas, dapur, dan kolam untuk terapi ikan bagi penghuninya. Sementara jumlah sukarelawan ada 10 orang, tujuh orang di antaranya tinggal bersama ADHA.

“Ya mengalami banyak kemajuan sejak adaptasi di sini. Mereka terhibur ada banyak oksigen karena banyak pohon, tempatnya nyaman, rindang, jauh dari tetangga. Yang jelas tak seperti di tengah masyarakat, jauh dari hinaan, bully-an. Meskipun sekarang sudah banyak warga Solo maupun luar kota yang datang ke sini untuk mengadakan kegiatan dan baksos,” kata dia pengelola Panti Asuhan Rumah Lentera, Puger Mulyono.

Advertisement

Selain itu, lanjut dia, Pemkot Solo kini memberikan layanan mudah untuk administrasi kependudukan, layanan kesehatan, dan alokasi anggaran melalui komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo. Selain APBD Solo, ada APBD Provinsi Jateng dan APBN untuk gizi dan nutrisi.

Adapun anak-anak penghuni Rumah Lentera Solo memiliki rutinitas, antara lain minum obat, sarapan, mandi, sekolah bagi pelajar, bersih-bersih rumah, bermain setelah pulang sekolah, dan minum obat sebelum tidur.

Warga maupun mahasiswa melakukan berbagai aktivitas atau mengajak anak-anak ke luar kawasan TMP Kusuma Bhakti, antara lain belajar beladiri pencak silat, badminton, basket, belajar memproduksi roti. Pengurus gereja memberikan layanan antar jemput bagi anak-anak yang beragama Kristen dan Katolik untuk sekolah Minggu.

Advertisement

Puger mengatakan kali pertama mengurusi ADHA yang terlantar dengan mengontrak rumah di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo lalu pindah ke Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Solo pada 2013 sampai 2015.

Selanjutnya Puger mengajak ADHA pindah ke Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo sebelum ke TMP Kusuma Bhakti. Puger, sukarelawan, bersama ADHA sempat mendapatkan penolakan dari warga, antara lain di Punggawan dan Pucangsawit.

Menurut dia, kejadian  penolakan itu masuk ke hati anak-anak khususnya yang tumbuh dewasa atau bisa mengingat kejadian pada 2015. Ada yang sampai tak mau sekolah karena beberapa kali dikeluarkan dari sekolah.

Advertisement

“Akhirnya disuruh sekolah gak mau. Baru sekolah dua bulan meninggal dunia,” paparnya. Menurut dia, ada sembilan anak yang kini masih ada dulunya mengalami pengusiran waktu itu.

“Di rumah sendiri saja diusir apalagi bukan. Gak semua masyarakat mau bertetangga dengan kami. Ada yang mau tapi kan banyak orang yang belum tentu mau,” ujar Puger.

Menurut dia, Panti Asuhan Rumah Lentera  membutuhkan tempat yang difasilitasi pemerintah supaya terhindar gunjingan warga. Dia tidak tahu apakah stigma negatif terkait ADHA masih ada di Kota Solo atau tidak sekarang ini.

“Sampai sekarang ini tempat terbaik. Dekat jalan raya dekat, sekolah, luas, nyaman, rumah sakit dekat di RSUD Dr Moewardi. Akses kesehatan bagi kami adalah utama, yang lain nomor sekian,” ujar dia.

Sebelumnya, Gibran bakal merevitalisasi TMP Kusuma Bhakti. Panti Asuhan Rumah Lentera bakal dipindahkan ke tempat baru yang diklaim lebih baik dari tempat sekarang.

“Nanti ada penggantinya yang baru karena Taman Makam Pahlawan akan kami revitalisasi. Dan tidak ideal kalau di situ. Kami sudah koordinasi dengan Kementerian Sosial, ada tempat yang lebih baik,” kata Gibran ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Selasa (19/5/2023).

Gibran mengklaim lokasi dekat makam kurang ideal untuk ADHA. Gibran memiliki sejumlah opsi tempat yang baru, namun masih merahasiakan.

Sebagai informasi, HIV merupakan virus yang dapat merusak kekebalan tubuh seseorang sehingga rentan terhadap penyakit. Sedangkan AIDS merupakan akumulasi dari gejala yang timbul akibat HIV tersebut. Penularan hanya melalui empat cairan, darah, vagina, sperma, dan air susu ibu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif