Soloraya
Selasa, 24 Agustus 2021 - 14:05 WIB

Gibran Bakal Pindah Parkir Mobdin ke SMP Al Irsyad Solo Gegara Ngeyel Gelar PTM

Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mobil dinas Gibran Rakabuming Raka innova putih, Solo, Sabtu (27/2/2021). (Detik.com)

Solopos.com, SOLO – Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mendapati SMP Al Irsyad nekat melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) di masa PPKM, pada Selasa (24/8/2021). Dia pun langsung melakukan inspensi mendadak ke sekolah tersebut bersama Kapolsek Pasar Kliwon.

Gibran bahkan berniat memindahkan parkir mobil dinasnya yang selama ini masih diparkirkan di SMK Batik 2 Solo.

Advertisement

Lha isih ana sing ngeyel (masih ada yang nekat) mengadakan PTM. Mobil dinas sepertinya enggak diambil. Mau saya pindahkan,” kata Gibran usai melakukan pencanangan Kampung Buah di Karangasem, Laweyan, Solo, Selasa (24/8/2021), seperti dilansir Detik.com.

Baca juga: Nekat Gelar PTM, SMP Al Irsyad Solo Disidak Gibran & 79 Orang Dites Swab

Meskipun demikian sampai saat ini mobil dinas Gibran terpantau belum dipindahkan dari SMk Batik 2 Surakarta ke SMP Al Irsyad.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, setelah Gibran melakukan sidak, tin dari Dinas Kesehatan Kota Solo langsung mendatangi lokasi untuk melakukan tes swab antigen Covid-19. Hal itu dilakukan sesuai perintah Gibran.

“Semua siswa dan guru saya minta diswab semua sebelum pulang,” kata Gibran saat berbincang dengan Kapolsek Pasar Kliwon dalam video yang diterima Detik.com.

Baca juga: Tepis Hoaks, Bupati Sukoharjo Pastikan Penyelenggaran Hajatan Masih Dilarang

Advertisement

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, aksi Gibran memarkirkan mobil dinasnya untuk mengawasi pelanggaran di masa pandemi bukan kali pertama terjadi. Dia tercatat sudah tiga kali melakukan hal tersebut, yakni untuk mengawasi pungli di Gajahan, perusakan makam di Mojo, dan terakhir di SMK Batik 2 Solo.
Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Nurhadi menyebut aksi Gibran adalah sebuah simbol pengawasan khusus.

“Kendaraan dinas itu bisa menjadi simbol dari penggunanya. Artinya, walaupun Mas Gibran nggak di situ, tetap akan diawasi secara khusus. Mungkin juga karena Mas Gibran masih muda, tidak enak jika langsung memarahi orang yang lebih tua, maka menggunakan simbol,” kata Nurhadi saat dihubungi detikcom, Senin (23/8/2021).

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif