Soloraya
Selasa, 28 Februari 2023 - 16:36 WIB

Gibran dan BBWSBS Minta Menteri PUPR Bangun Parapet Kali Wingko Tahun Ini

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala BBWSBS Maryadi Utama. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO– Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) akan membangun infrastruktur sungai berupa parapet untuk antisipasi banjir di Kali Wingko, perbatasan Sukoharjo dan Solo.

Kepala BBWSBS Maryadi Utama menjelaskan telah memetakan titik-titik rawan banjir, antara lain Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Solo.

Advertisement

“Kami ingin membangun parapet seratusan mater dan meningkatkan kapasitas pompa,” kata dia kepada wartawan setelah melakukan pertemuan dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota Solo, Selasa(28/2/2023).

Dia mengatakan pembangunan infrastruktur sungai itu termasuk pekerjaan normalisasi sungai. BBWSBS mengusulkan sejumlah pekerjaan untuk antisipasi banjir kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) M. Basuki Hadimoeljono tahun ini.

Selain pembangunan parapet, lanjut dia, BBWSBS berencana menambah kapasitas pompa, yakni di sejumlah stasiun pompa rata-rata 500 liter per detik setiap pompa, rumah pompa, dan dua unit mobil PAM.

Advertisement

“Mohon doanya apabila segera disetujui Pak Menteri supaya segera dilaksanakan mudah mudahan 2023 bisa diselesaikan,” ujar dia.

Menurut dia, usulan itu sesuai hasil evaluasi banjir yang terjadi, Kamis (16/2/2023). Banjir itu terjadi setelah adanya curah hujan selama 10 jam di berbagai wilayah hulu serta di Kota Solo. Pompa air yang tersedia tidak bisa mengimbangi limpahan air.

“Itu banjir terbesar setelah 16 tahun. 2007 terakhir terbesar ke depannya mungkin banjir berikutnya gak separah kemarin,” ungkap dia.

Advertisement

Adapun upaya jangka pendek yang dilakukan BBWSBS dengan menambah pintu air serta memperbaiki sejumlah pintu air dengan mengganti klep.

Gibran menambahkan wilayah Joyotakan merupakan paling rawan banjir. Pemkot Solo akan menentukan lokasi kolam retensi air di wilayah tersebut untuk mengurangi risiko banjir.

“Yang jelas kami melakukan normalisasi dulu di Sungai Premulung, Jenes yang lebih padat,” ujar dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif