Soloraya
Selasa, 27 Juni 2023 - 18:08 WIB

Gibran Dituding Masih Anak Ingusan, Dukungan Terus Berdatangan

Kurniawan  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Hipmi Solo Respati Ardi. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Dukungan terhadap Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, untuk menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pemilu 2024 terus berdatangan.

Kali ini Ketua Hipmi Kota Solo, Respati Ardi, yang menyatakan dukungan untuk Gibran. Hal itu dia sampaikan saat diwawancara solopos.com, Selasa (27/6/2023). Dia menanggapi pernyatan senior PDIP, Panda Nababan, yang menyebut Gibran anak ingusan.

Advertisement

“Jadi kalau saya, secara saya berhubungan dengan bisnis, berhubungan dengan perbankan, sekarang pimpinan-pimpinan cabang, bahkan komisaris perbankan itu banyak yang usia muda kenapa enggak di usia muda mendapatkan posisi sebagai Wapres,” ujar dia.

Apalagi menurut dia Gibran bisa dipasangkan dengan sosok Capres yang sudah senior atau lebih berpengalaman. Justru keberadaan anak muda di posisi Cawapres mempunyai banyak kelebihan, utamanya terkait kreativitas dan inovasi yang dibutuhkan.

“Tentunya sebagai Presidennya yang lebih tua, Wapres-nya yang lebih tepat dari yang muda, milenial. Untuk menjemput Indonesia emas, ada keterwakilan anak muda yang menjadi pemimpin. Bahkan hingga tingkat Wapres, saya pikir pas,” kata dia.

Advertisement

Bagi Ardi, yang terpenting dari sosok Capres maupun Cawapres adalah kapasitas atau kompetensi untuk menjalankan tugas. Justru dengan status anak muda, menurut dia mempunyai tenaga ekstra untuk mengemban amanah besar yang diberikan.

“Yang penting punya kapasitas untuk menjalankan tugas. Kita punya tenaga ekstra untuk membayar amanah apa yang diberikan. Apalagi Mas Gibran telah membuktikan diri selama dua tahun memimpin Solo mampu membangun kota,” urai dia.

Ihwal pernyatan Panda yang menyebut Gibran sebagai anak ingusan, menurut Ardi bisa menjadi cambuk untuk menunjukkan prestasi. Apalagi secara karakter, anak-anak muda justru senang bila dipandang sebelah mata, diejek, atau direndahkan.

Advertisement

“Anak muda seperti saya dan Mas Gibran itu sebenarnya sangat suka dikatakan anak ingusan, di-roasting, diledek, diejek, kami bahagia. Karena generasi seperti saya butuh banyak kritik. Justru kalau anak muda dipuji-puji, kami enggak suka,” tandas dia.

Ardi menjelaskan Gibran selama dua tahun mampu menjalankan 17 program prioritas pembangunan Solo. Bahkan program prioritas itu bisa terus bertambah seiring berjalannya waktu. “Saya pikir itu jawaban atas tudingan sebagai anak ingusan,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif