Soloraya
Rabu, 9 Agustus 2023 - 13:48 WIB

Gibran: Solo Safari Jadi Percontohan Kerja Sama Pemda dan Swasta di Tanah Air

R Bony Eko Wicaksono  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Solo Safari menjadi percontohan kerja sama pemerintah daerah dan swasta di Tanah Air. (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, SOLO–Solo Safari menjadi destinasi wisata percontohan kerja sama antara pemerintah dengan swasta di Tanah Air. Hal itu bakal memicu calon investor lain untuk menanamkan investasi di Kota Solo.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, saat menghadiri acara ngobrol bareng Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (Putri) di Makunde Resto, Solo Safari, Rabu (9/8/2023). Acara tersebut berlangsung secara tertutup.

Advertisement

Seusai acara, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyampaikan acara itu membahas perkembangan sektor pariwisata yang berkontribusi positif terhadap serapan tenaga kerja dan perekonomian daerah.

“Ini tadi yang datang owner-owner tempat rekreasi. Yang dibahas ya pariwisata. Solo Safari ini jadi percontohan kerja sama antara pemerintah dengan swasta. Nanti, harapannya banyak investor lain yang melakukan hal sama di Kota Solo,” ujar dia, Rabu.

Kerja sama tersebut diwujudkan dalam pembangunan destinasi wisata atau kuliner. Sehingga, aktivitas ekonomi bergerak kencang yang berkontribusi terhadap laju perekonomian daerah.

Advertisement

Gibran mencontohkan Solo Safari merupakan wujud kerja sama pemerintah yang menggandeng Taman Safari Indonesia. “Ada Solo Safari, Lokananta di Solo. Kalau Taman Balekambang saya masih nunggu kabar lanjutan,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua DPP Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (Putri) sekaligus Deputi Direktur Taman Safari Indonesia, Hans Manansang, mengatakan tidak ada pengadaan lahan meski ada penambahan satwa dan wahana baru pada fase kedua. Satwa baru itu meliputi harimau, unta, dan jenis satwa lainnya.

Para pengunjung diajak lebih dekat menonton aktivitas satwa di kandang. “Untuk fase satu, lahan yang yang digunakan 60%-70%. Jadi masih ada 30% yang bisa dimanfaatkan untuk kandang satwa dan wahana baru,” papar dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif