SOLOPOS.COM - Ratusan warga bersama petugas dari Sragen bergotong-royong membangun jembatan darurat untuk kali ketiga di wilayah Desa Gilirejo Baru, Miri, Sragen, Minggu (8/3/2020). (Istimewa/Dinas PUPR Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Gilirejo Baru merupakan desa termuda di Kabupaten Sragen yang masih seumur jagung. Lokasinya pun lumayan terpencil. Untuk mengakses desa ini, Anda harus bisa melewati wilayah Andong atau Kemusu yang termasuk wilayah Kabupaten Boyolali.

Secara administratif, Gilirejo Baru masuk dalam wilayah di Kecamatan Miri. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS ) Sragen pada 2020, jumlah penduduk di desa ini berjumlah 2.723 jiwa.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sementara mengutip informasi dari kanal Youtube Alam Derasta yang dilihat Solopos.com, Senin (21/8/2023), Desa Gilirejo Baru diresmikan pada 2002 oleh Bupati Sragen Untung Wiyono atas usulan warga setempat. Desa Gilirejo Baru merupakan pemekaran dari Desa Gilirejo. Sehingga kini ada Desa Gilirejo Lama dan Desa Gilirejo Baru.

Usul pemisahan ini diajukan dengan alasan kantor pengurusan yang jaraknya cukup jauh. Desa Gilirejo Baru lahir karena adanya proyek Waduk Kedung Ombo (WKO). Pada 1988 proyek WKO menenggelamkan separuh Desa Gilirejo hingga sekitar 400 keluarga kemudian berpindah ke tempat lain. Jarak lokasi baru dengan desa asal mencapai kurang lebih 7 km dipisahkan oleh Waduk Kedung Ombo.

Warga Desa Gilirejo Baru membutuhkan waktu lebih dari 1 jam untuk sampai ke Kantor Kecamatan Miri. Hal ini terjadi karena warga harus memutar melewati wilayah Kabupaten Boyolali terlebih dahulu untuk menuju Kantor Kecamatan Miri. Pasalnya  di sisi sebelah utara, selatan, dan timur desa ini berbatasan langsung dengan bibir Waduk Kedung Ombo. Sementara sebelah barat dari desa tersebut merupakan kawasan hutan milik Perhutani.

Gilirejo Baru dan Gilirejo Lama walaupun terpisah, hubungan kekeluargaan antara warganya masih terjalin dengan baik yang mana wilayah tersebut juga memiliki Budaya Kejawen yang melekat.

Sebagian besar penduduk Gilirejo Baru bermata pencaharian sebaga petani dan nelayan dari keramba Waduk Kedung Ombo, dan sebagian warga lainnya memanfaatkan tanah Perhutani untuk ditanami aneka sayuran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya