Solopos.com KARANGANYAR — Petani di Kabupaten Karanganyar khususnya di Jumantono, Jumapolo, Jatipuro, dan Jatiyoso (4J) akan dikoneksikan dengan petani dari negara lain untuk berbagi pengalaman. Mereka juga akan mendapat pendampingan di bidang pertanian dari organisasi pertanian Asia.
Adalah Farmer Organization For Asia (FO4A), pihak yang akan menjembatani petani di Kabupaten Karanganyar itu dengan petani di berbagai belahan dunia lain yang menjadi anggota organisasi tersebut. Tujuannya petani dapat saling berbagi ilmu dan pengalaman tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia pertanian.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Levie Tores Gayosa dari lembaga Turning Dreams Into Opportunities (Tias) yang mendukung FOA4 mengatakan masalah dan tantangan yang dihadapi para petani di banyak negara relatif sama. Oleh sebab itu, perlu dibangun organisasi petani agar mereka bisa saling berbagi ilmu untuk mengatasi masalah tersebut.
Persoalan itu antara lain biaya produksi yang mahal, namun hasil panen yang dihargai murah. “Tantangan yang mereka hadapi sama. Seperti harga pupuk tinggi, tapi harga jual [panen] turun. Itu masalah petani yang dihadapi bersama oleh petani di banyak negara,” ujarnya dalam Peluncuran FO4A di Balai Desa Kawangsan, Kecamatan Jumapolo, Kamis (2/6/2022).
Baca Juga: 2 Tahun Petani Jatisuko Tinggalkan Pupuk Kimia, Hasilnya Luar Biasa
Simon Lavoie dari UPA International Development (UPA DI) mengatakan petani di 4J yang tergabung dalam tiga kelompok yang bekerja sama dalam organisasi ini akan mendapat pendampingan pengembangan SDM. Mereka juga akan mendapat dukungan yang dibutuhkan.
“Kami memberikan pendampingan yang akan dilakukan oleh petani Kanada untuk saling berbagi. Meski begitu, UPA DI yakin petani lokal lah yang paling tahu kondisi di lingkungannya sehingga solusi juga diharapkan datang dari mereka,” ujarnya.
Ia berharap dengan program yang akan berjalan selama tiga tahun hingga 2024 ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani yang menjadi sasaran binaan.
Sementara itu, kelompok petani yang dilibatkan adalah Himpunan Tani Ngudi Makmur (HTNM), Kelompok Serba Usaha Ngudi Makmur, dan Koperasi Karya Manunggal (Kokama).
Baca Juga: Pilih Organik, 70 Persen Petani Sambirejo Karanganyar Tinggalkan Pupuk Kimia
Ketua HTNM, Wagiyo, mengatakan harapan para petani dalam program ini antara lain produksi bagus, harga jual tinggi, dan pemasaran baik.
“Harapan kami tiga lembaga petani bisa bekerja sama dengan seoptimal mungkin. Sehingga pertanian sesuai harapan yaitu produksi bagus, nilai tawar tinggi. Didukung dengan SDM memadai dan baik serta manajemen pemasaran yang bagus,” ujarnya.