SOLOPOS.COM - Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Sukoharjo mengedukasi siswa-siswi TK Desa Purbayan, TK Desa Waru, dan TK Desa Siwal di Mako Damkar, Balesari, Gayam Sukoharjo Kota, Sabtu (14/1/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO — Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Sukoharjo gencar melakukan edukasi kepada masyarakat soal profesi Damkar hingga teknik pemadaman.

Edukasi tersebut dilakukan tanpa pungutan biaya bagi siapa pun yang mengajukan permintaan tanpa batasan usia.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Bidang (Kabid) Damkar Satpol PP Sukoharjo, Margono mengatakan edukasi berbagai usia dilakukan dengan materi yang berbeda. Contohnya bagi siswa-siswi taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah dasar (SD) akan diberikan pengenalan mengenai profesi Damkar.

“Seperti sekarang ini kami lakukan edukasi perihal profesi Damkar, apa saja yang menjadi tugas dan peralatan yang dibutuhkan Damkar,” terang Margono saat ditemui di Mako Damkar, Balesari, Gayam Sukoharjo Kota usai kegiatan edukasi kepada siswa-siswi TK, Sabtu (14/1/2023).

Kegiatan itu dilakukan sebagai edukasi mengenai pencegahan kebakaran sehingga anak-anak tidak akan bermain api sembarangan. Hal itu dilakukan dengan memberikan simulasi pemadaman kebakaran. Anak-anak diminta menempelkan air ke gambar rumah yang terbakar.

Dalam kegiatan itu sejumlah puluhan anak dari tiga sekolah yakni TK Desa Purbayan, TK Desa Waru, dan TK Desa Siwal antusias menyimak penjelasan petugas Damkar. Hampir sebagian besar dari mereka mengantre ingin menggunakan seragam Damkar dan berfoto.

Mereka bahkan dengan mudah menyebutkan apa saja tugas Damkar seperti mengevakuasi sarang tawon, memadamkan api, menangkap ular dan lainnya. Di akhir kegiatan mereka dipersilakan menaiki mobil pemadam kebakaran didampingi oleh orang tua dan guru sekolah.

Lebih lanjut, Margono mengatakan kegiatan edukasi tak hanya dilakukan bagi siswa-siswi TK. Bagi siswa-siswi sekolah menengah pertama (SMP) maupun sekolah menengah atas (SMA) juga sering diberikan meski dengan materi berbeda.

Mereka diajarkan mengenai teknik pemadaman hingga penangkapan hewan berbahaya seperti ular, biawak dan lainnya.

Meski demikian dia menyebut pembatasan materi cukup penting dan harus menyesuaikan audiens. Mengingat jika anak-anak diberikan materi penangkapan ular misalnya, hal itu akan cukup berbahaya.

“Kami juga menyasar [pemberian edukasi] kepada mahasiswa, perusahaan dan masyarakat umum bahkan ibu-ibu. Karena ibu-ibu merupakan orang yang paling sering bersinggungan dengan kerawanan kebakaran,” terang Margono.

Hal itu tanpa sebab mengingat ibu-ibu banyak menghabiskan aktivitas di dapur dan bersinggungan dengan gas elpiji dan kompor. Mengingat penyebab kebakaran salah satunya berasal dari kebocoran gas elpiji di dapur. Selain itu juga faktor kelalaian salah satunya seperti lupa mematikan kompor.

Lebih lanjut, dia mengatakan bagi petugas Damkar yang selalu siap selama 24 jam, seluruh anggota telah dibekali dengan pengetahuan yang sama. Dia bahkan mempersilakan siapa saja yang ingin belajar untuk mengajukan permohonan.

“Tanpa biaya, hanya perlu mengajukan permohonan melalui surat asal tidak bentrok dengan kegiatan lain kami siap hari apa saja, bahkan Minggu. Kami akan datang atau bisa juga belajar di Mako,” kata Margono.

Menurutnya edukasi kepada masyarakat sangat perlu dilakukan selain memperkenalkan profesi Damkar juga menekan angka kejadian kebakaran. Mengingat pada 2022 jumlah kerugian akibat kebakaran mencapai Rp8,1 miliar dengan penyebab terbanyak yakni kelalaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya