SOLOPOS.COM - Kepala Bidang (Kabid) Prasarana dan Sarana (PSP) Dispertan Boyolali, Agus Pramudi, saat dijumpai Solopos.com di kantornya, Jumat (13/1/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI Guna mendukung produktivitas para petani di kalangan menengah ke bawah, pemerintah Kabupaten Boyolali mencetuskan program asuransi gratis bagi petani padi.

Program tersebut dibiayai 100 persen oleh pemerintah melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kabupaten dengan total anggaran Rp150 juta.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Bambang Jiyanto mengatakan program asuransi usaha tani gratis mulai dijalankan sejak 2022, dan dianggarkan lagi pada 2023 dengan nominal yang sama.

Setidaknya, terdapat dua kecamatan di Boyolali yang menjadi rintisan program tersebut pada 2022, yakni Kecamatan Klego dan Kecamatan Karangggede. Hal itu diungkapkan oleh Bambang kepada Solopos.com, pada Jumat (13/1/2023).

Asuransi gratis untuk petani padi tersebut, kata Bambang, menjadi salah satu upaya untuk meringankan petani padi saat terjadi kegagalan panen akibat bencana dan puso sesuai musim tanam.

Lebih lanjut, Kepala Bidang (Kabid) Prasarana dan Sarana (PSP) Dispertan Boyolali, Agus Pramudi menjelaskan, total luas lahan yang mendapat asuransi dari program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dari pemerintah Kabupaten Boyolali sekitar 833 ha, di Kecamatan Karanggede dan Kecamatan Klego.

Namun, petani tidak perlu membayar premi senilai 180.000/ha, karena biaya asuransi seluruhnya ditanggung oleh APBD senilai Rp150 juta.

Artinya, petani tidak perlu membayar biaya asuransi alias gratis. Melalui program AUTP Kabupaten Boyolali, pemerintah bersama bupati ingin menurunkan angka kemiskinan di Boyolali.

Agus menerangkan, fasilitas asuransi bagi petani padi sebenarnya juga diberikan pemerintah pusat. AUTP dari pemerintah pusat menargetkan lahan petani seluas 4.000 hektare per tahun.

Setiap satu hektare lahan dikenai premi sekitar Rp180.000 dan 80% dari premi itu ditanggung pemerintah pusat, dengan nilai total asuransi yang ditanggung sebanyak Rp144 juta.

Dengan begitu, petani cukup dibebankan premi sekitar 20% atau Rp36.000 /ha dalam program AUTP pemerintah pusat.

“Tersebar di 13 kecamatan, kecamatan tersebut ada di Boyolali luasan 250 ha, Mojosongo 350 ha, Ampel 150 ha, Sawit 400 ha, Teras 350 ha, Sambi 350 ha, Simo 350 ha, Nogosari 350 ha, Banyudono 400 ha, Wonosegoro 200 ha, Ngemplak 425 ha, Andong 350 ha, dan Wonosamodro 75 ha,” sebutnya.

Saat ditanya soal klaim asuransi, Agus menjelaskan petani bisa mengklaim AUTP mereka ketika lahan milik petani rusak karena bencana atau serangan hama sekitar 75% per hektarnya. Per hektarnya, petani akan mendapat ganti rugi senilai Rp6 juta.

“Di Boyolali ini, Alhamdulillah dari seluas 4.000 ha ditambah 833 ha tadi, serangan memang ada, tapi masih bisa dikendalikan. Kemarin yang agak relatif belum bisa dikendalikan di Kecamatan Sawit, itu pun cuma 3,04 ha,” jelasnya

Kelompok tani yang rugi 3,04 ha di Kecamatan Sawit akhirnya mendapatkan klaim sebesar Rp18.240.000. Agus mengatakan selain lahan di Sawit itu, semua padi milik petani aman dan bisa dipanen.

Untuk 2023 ini, kata Agus, AUTP dari Kabupaten Boyolali akan diusahakan lebih tepat lagi sesuai dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Artinya, penerima asuransi bisa jadi masih sama, bisa jadi diganti yang lebih sesuai sasaran. Agus mengatakan, penerima asuransi diprioritaskan bagi petani kategori KK miskin yang menyewa lahan untu bertani padi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya