Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
SRAGEN – Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Bersatu (GRB) Sragen berunjuk rasa ke Kantor Pengadilan Negeri (PN) Sragen dan Kantor Dinas Bupati Sragen, Jumat (13/1/2012). Mereka menyampaikan sembilan tuntutan yang disampaikan kepada Ketua PN Sragen dan Bupati Sragen.
Aksi unjuk rasa berlangsung cukup singkat. Semula mereka bergerak menuju halaman Kantor PN Sragen untuk menyerahkan bendera merah putih kepada Ketua PN. Di bawah tiang bendera, penyerahan sang merah putih itu diterima langsung Ketua PN Sragen, Didik Riyono Putro. Hal serupa juga dilakukan aktivis GRB di halaman Kantor Dinas Bupati Sragen.
Dalam kesempatan itu, Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, yang menerima penyerahan bendera merah putih dari para aktivis GRB. Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Lucky, dalam kesempatan itu menyampaikan sembilan tuntutan, yakni gulingkan rezim SBY-Budiyono, bubarkan parlemen, rekonsiliasi nasional, bentuk pemerintahan presidium rakyat, revolusi kembali ke Pancasila dan UUD 1945 asli, tegakkan hak asasi bangsa Indonesia, berantas korupsi kolusi dan nepotisme (KKN), tegakkan hukum sebagai panglima di NKRI dan KKN adalah kejahatan kemanusiaan.
“Di depan PN Sragen, kami menutut supaya ada penegakan hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Demikian pula di hadapan Bupati, kami menyeruhkan ada pemerintah melakukan rekonsiliasi nasional. Kami memberi deadline hingga 21 Mei 2012, tuntutan itu harus dipenuhi,” tegas Lucky kepada Espos.
Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, pun menerima kedatangan mereka dan memberi atensi atas tuntutan mereka secara normatif. Lucky menyampaikan terima kasih atas atensi Bupati secara langsung. Dia berencana akan menggelar aksi kembali pada Jumat pekan depan dengan mengirim surat ke presiden.
JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu