SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

REBUTAN--Gunungan dalam Gerebeg menjadi rebutan pengunjung, Senin (7/11/2011) (FOTO: Espos/Agoes Rudyanto)

Langit sedang berpayungkan mendung, Senin (7/11/2011) siang, ketika rombongan pembawa sepasang gunungan besar Grebeg Besar Keraton Kasunanan Surakarta, berangkat menuju Masjid Agung. Sepasukan lengkap prajurit Keraton mengiring puluhan pengusung gunungan dan 24 pasang ancak canthaka berisi nasi asahan dan aneka jajan pasar.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sesampai di serambi Masjid, ulama Keraton langsung memimpin doa keselamatan dan keberkahan bagi umat. Para penarik becak, sopir, pun pedagang kaki lima (PKL) berkerumun di sudut-sudut pelataran masjid. Setelah doa selesai, gunungan lanangan berisi hasil bumi yang belum diolah langsung diperebutkan, sedangkan gunungan putri diperebutkan di pelataran Keraton. Dengan keyakinan makanan dalam gunungan mampu mendatangkan berkah, masyarakat antusias berebut aneka isi gunungan.

Serangkaian tradisi turun temurun yang masih mampu menyedot perhatian masyarakat. Namun berbeda dengan Grebeg Besar sebelumnya, kali ini Grebeg dihelat sehari setelah Hari Raya Idul Adha, yang jatuh pada Minggu (6/11/2011). Pengageng Museum dan Pariwisata Keraton Kasunanan Surakarta, KGPH Puger, menjelaskan tidak barengnya perayaan Idul Adha dengan Grebeg Besar memang disengaja. Alasannya, pihak Keraton merasa tidak kuasa lagi untuk memaksa para abdi dalem supaya mengikuti Grebeg di saat puncak perayaan kurban.

Sebab para abdi dalem tersebut juga mempunyai kegiatan kurban di lingkungan tempat tinggal mereka. Penyesuaian waktu penyelenggaraan Grebeg, menurut Gusti Puger juga selaras dengan falsafah yang diajarkan Sunan Kalijaga, supaya tujuan masing-masing tidak tabrakan, melainkan harmonis.

“Di saat Keraton tidak mampu lagi memberikan kesejahteraan ekonomi, kita tidak bisa hentikan aktivitas mereka tanpa alasan jelas. Tapi yang jelas, hakekat berzakat dalam tradisi Grebeg Besar, tetap masih sesuai ketentuan Islam, yakni pada hari tasrik,” terang dia.

Semoga nasib para abdi dalem tak semendung awan yang menangui acara Gerebeg.

(kur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya