SOLOPOS.COM - Para petani membasmi tikus dengan memasukan asap belerang ke dalam lubang tikus dengan menggunakan alat emposan dalam gropyokan tikus di Ngoncol, Nglorog, Sragen, Senij (28/3/2022). (Istimewa/KTNA Sragen)

Solopos.com, KARANGANYAR — Puluhan petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Ngudi Rejeki Ngoncol, Kelurahah Nglorog, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, berhasil membasmi ratusan ekor tikus, Senin (28/3/2022). Pembasmian hewan pengerat itu dilakukan dengan menggunakan omprong atau emposan berbahan belerang.

Selain petani, kegiatan ini diikuti pula oleh jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan (muspika) Sragen, dan penyuluh. Gropyokan massal itu dilakuka di sawah seluas 30 hektare.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua Poktan Ngudi Rejeki Nglorog, Djon Suwandi, mengatakan gropyokan tikus ini akan terus dilakukan selama masa vegetatif, yakni selama 25 hari.

Baca Juga: Jengkel Padi Diserang Tikus, Petani Sukoreno Gelar Gropoyokan Massal

“Selama gropyokan itu kami berhasil membasmi 500-600 ekor tikus dengan berat total mencapai 30 kg. Gerakan tersebut dilakukan karena masifnya serangan tikus. Lokasi sawah yang dekat dengan ring road utara sehingga potensi tikus merajalela. Daripada memakai jaringan listrik yang berisiko terhadap kematian, dengan cara gropyokan lebih efektif,” ujar Djon.

Masif serangn tikus membuat banyak petani Nglorog merugi. Djon mengatakan satu patok sawah seluas 3.400 meter persegi biasanya bisa mendapat 40 sak gabah kering panen namun karena serangan tikus  hanya bisa menghasilkan tiga sak.

Gerakan pengendalian hama tikus juga dilakukan di Dukuh Karas, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, pada Jumat (25/3/2022) lalu. Gropyokan tikus di Puro itu melibatkan para petani dan Muspika dan stakehokders terkait.

Baca Juga: Bukan Jebakan Listrik, Petani Karanganyar Suka Cara Ini Atasi Tikus

Kades Puro, Suyanto, menjelaskan pengendalian hama tikus dilaksanakan agar hasil panen melimpah. Dia mengimbau para petani terus melakukan gerakan gropyokan tikus secara berkesinambungan.

Sebelum gropyokan, ada sosialisasi dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tentang penggunaan obat tikus. Penyerahan obat-obatan diserahkan secara simbolis oleh camat kepada kelompok tani (poktan). Obat-obatan itu terdiri atas rodentisida, belerang, ces tikus, dan alat emposan beserta kelengkapannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya