Soloraya
Senin, 18 Oktober 2010 - 15:49 WIB

Gubernur : Cuaca ekstrem tak pengaruhi produksi beras Jateng

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Bibit Waluyo menyatakan, cuaca ekstrem tidak mempengaruhi prodiksi beras di wilayahnya. Justru meyakini akan ada surplus atau kelebihan produksi beras tahun 2010 sebesar 2,9 juta ton bisa direalisasikan.

Optimisme orang nomor satu di Jateng itu disampaikan saat ditemui wartawan seusai ‘Pencanangan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan tingkat Jateng dan Temu Kader KB Desa 2010’, Senin (18/10) di Pendapi Gede Kota Solo. Gubernur sendiri mengakui cuaca ekstrem memicu serangan hama wereng di 27 kabupaten/kota. Namun persentase serangan wereng relatif kecil hanya 0,22 persen dari 1,7 hektare tanaman padi.

Advertisement

“Saya yakin perkiraan surplus produksi padi tahun ini bisa dicapai walau iklim kurang baik dengan adanya serangan wereng. Tapi berdasar data persentase serangan hanya 0,22 persen sehingga pengaruhnya kecil sekali,” ujarnya.

Gubernur menjelaskan surplus beras Jateng berkontribusi bagi ketahanan pangan nasional sebesar 16 persen. Total produksi beras Jateng dihitung dari produksi Bulog, swasta dan pemerintah.

Untuk Bulog sendiri sampai saat ini sudah memproduksi 500.000 ton beras atau 60,8 persen dari target. Padahal kebutuhan konsumsi beras penduduk Jateng hanya sekitar 450.000 ton. Artinya menurut Gubernur penduduk Jateng tidak akan kesulitan mengkonsumsi beras tahun ini. Bibit menegaskan sektor pertanian memang dipacu dengan intensifikasi pertanian. Pasalnya selama ini Jateng merupakan salah satu lumbung pangan nasional.

Advertisement

Selain pertanian, Jateng mengintensifkan pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) serta padat karya. Tujuannya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 persen sesuai RPJMD Jateng. Berdasar data pertumbuhan ekonomi di Jateng sudah mencapai 5,6 persen hingga pertengahan 2010. Bupati/walikota diminta mendukung pengembangan ekonomi kerakyatan dengan pembenahan infrsatruktur desa. Seperti jalan dan saluran irigasi pertanian.

Untuk pengembangan sarana prasarana makro, Pemprov Jateng sedang menggarap Jalan Tol Semarang-Solo. “Semua program ekonomi kerakyatan seperti PNPM dan KUR sudah jalan di Jateng. Tinggal mendorong kuantitas dan kualitas produk supaya mampu bersaing. Pekan lalu saya sudah canangkan ekspor produk UKM. Hingga pekan lalu saja kiriman ekspor sudah mencapai 201 kontainer. Bupati dan walikota harus tangani ini dengan baik. Apalagi bila Jl Tol Semarang-Solo sudah selesai,” terang dia.

kur

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif