Soloraya
Jumat, 10 Mei 2013 - 08:22 WIB

Guru Daerah Terpencil Pertanyakan Wacana Tunjangan Transportasi

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

SRAGEN – Sejumlah guru yang mengajar di daerah pelosok dan kawasan perbatasan di Kecamatan Miri, Sragen, menanyakan wacana tunjangan transportasi guru yang sempat dijanjikan Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman. Pasalnya, hingga saat ini, wacana tunjangan transportasi itu belum juga ada kelanjutannya.
Advertisement

Kepala sekolah SDN Gilirejo 4, Gilirejo Baru, Miri, Sragen, Syamsul Hadi, kepada Solopos.com mengatakan sejumlah guru terutama di sekolahnya menanyakan wacana tunjangan transportasi tersebut. Pasalnya, dana tambahan berupa transportasi untuk guru-guru yang mengajar di daerah pelosok itu sangat diperlukan untuk menunjang kinerja mereka. “Kami hanya ingin tanya, itu benar ada atau enggak? Soalnya kelanjutan wacana itu sampai sekarang belum jelas,” ucap Syamsul.

Syamsul yang sudah mengajar di SDN Gilirejo 4 selama tiga tahun ini mengaku maklum dengan kegelisahan beberapa guru di sekitar Gilirejo Baru. Pasalnya, untuk mencapai kawasan tersebut memang dibutuhkan waktu yang cukup lama karena jarak tempuh yang terbilang jauh. Syamsul misalnya, sekali jalan, ia harus menempuh perjalanan sekitar 35 Km per hari.

Belum lagi beberapa guru wiyakta bakti di sekolahnya yang juga harus menempuh perjalanan panjang setiap hari. Biayanya tentu saja menghabiskan separoh lebih upah bulanan mereka yang kurang dari Rp400.000 itu. “Enggak menuntut atau bagaimana, kami hanya menanyakan. Soalnya memang unutk mengajar di wilayah pelosok memang butuh biaya transportasi yang lebih,” tukasnya.

Advertisement

Lebih lanjut, Syamsul, menjelaskan wacana tunjangan transportasi bagi pengajar di daerah pelosok itu kali pertama dilontarkan Bupati Sragen saat seminar nasional awal Januari tahun ini. Kala itu, dalam seminar bertajuk Mimpi Masa Depan Kabupaten Sragen, di Gedung Kartini, Agus, mengatakan kalau guru di daerah pelosok akan diberi tunjangan transportasi, baik PNS maupun non-PNS. Meski belum ada aturan tertulisnya, Syamsul, tetap berharap wacana itu segera terealisasikan.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Hartono, saat dimintai konfirmasi mengatakan tak tahu menahu tentang wacana tersebut. Ia bahkan mengaku belum pernah mendengar perihal tunjangan transportasi bagi pengajar di daerah terpencil.

Namun, Hartono, mengatakan berdasarkan hasil study visit di daerah Gorontalo beberapa waktu lalu, memang ada gambaran kalau guru di daerah terpencil harus mendapatkan tunjangan agar kerja mereka optimal. Sementara itu, ia mengaku bakal mendukung sepenuhnya jika memang ada wacana mengenai tunjangan guru di daerah terpencil. “Tapi sampai sekarang memang belum ada wacana ke arah situ [tunjangan guru di daerah terpencil],” tukasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif