SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

KARANGANYAR – Karanganyar masih kekurangan tenaga guru Sekolah Dasar (SD). Saat ini setiap guru harus mengampu beberapa mata pelajaran karena sekolah kekurangan tenaga pengajar.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Karanganyar, Suwarno, mengakui jika tenaga pengajar terutama SD masih belum memadai. Bahkan, setiap guru harus mengajar beberapa mata pelajaran. “Tenaga guru dan kesehatan masih kurang. Apalagi guru SD masih belum memadai,” katanya saat ditemui Espos, Kamis (12/4/2012).

Menurutnya, jumlah PNS di lingkungan Pemkab Karanganyar sebanyak 13.400 pegawai. Sementara jumlah guru sekitar 8.000 guru atau 70 persen dari total jumlah PNS. Jumlah guru SD kurang dari sepertiga jumlah guru. “Jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah SD di Karanganyar,” ungkapnya.

Suwarno mengungkapkan Pemkab Karanganyar masih kekurangan PNS. Pasalnya, ratusan PNS akan memasuki masa pensiun pada tahun 2012. Otomatis, memerlukan pegawai baru untuk mengisi posisi yang ditinggalkan pegawai yang telah pensiun.

Pihaknya bakal melakukan penataan atau redistribusi tenaga guru. Redistribusi dilakukan dari sekolah yang mempunyai kelebihan tenaga guru ke sekolah yang masih kekurangan. “Kalau tenaga guru SMP atau SMA masih memadai, nah nanti sekolah yang kelebihan guru akan dipindahkan ke sekolah yang masih kekurangan. Kami akan koordinasi kembali dengan Disdikpora terlebih dahulu,” jelasnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Rohadi Widodo, menambahkan instansi terkait harus memprioritaskan penempatan para guru SD yang masih belum memadai. Semestinya, Disdikpora melakukan pemetaan dengan membandingkan jumlah sekolah dengan guru. Selanjutnya, tenaga guru harus mau dipindahkan ke sekolah lain yang masih membutuhkan pengajar.

Masih banyaknya sekolah yang kelebihan tenaga guru berakibat pada pemborosan APBD yang digunakan untuk membayar gaji PNS. Dengan pemindahan guru ke sekolah yang membutuhkan dapat meningkatkan efisiensi belanja tak langsung. “Semestinya kelebihan tenaga guru harus dipindah ke sekolah yang membutuhkan karena sangat berdampak pada penggunaan APBD,” imbuh Rohadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya