SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

ilustrasi (dok)

SUKOHARJO--Kasus pengadaan seragam guru di lingkungan Dinas Pendidikan tahun 2011 di Kabupaten Sukoharjo masih berbuntut. Salah satu guru SD di Kecamatan Bendosari diminta mengembalikan seragam batik gong setelah menolak pemotongan Sisa Hasil Usaha (SHU) KPRI Rejeki.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Saya kembalikan seragam ke UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Pendidikan Bendosari karena saya diminta mengembalikan. Dua potong saya kembalikan semua dengan disaksikan guru-guru yang lain,” ungkap Guru Olahraga SD Negeri Mulur 4, Marino, ditemui Solopos.com di Bendosari, Selasa (14/2/2012).

Marino mengatakan persoalan bermula ketika dia menolak pembagian SHU yang dipotong Rp300.000 untuk pelunasan seragam batik dalam rapat anggota KPRI Rejeki Bendosari, Selasa (7/2). Kemudian tanpa dipanggil dan diberi penjelasan, ujar dia, SHU diberikan utuh namun seragam diminta dikembalikan.

Ia menambahkan dalam berbagai kesempatan mendengar langsung sosialisasi seragam batik untuk guru gratis. Namun faktanya, kata dia, seragam batik dihargai dengan Rp150.000/potong, itu pun setelah ada potongan toko dari semula senilai Rp200.000/potong atau seharga Rp400.000 untuk dua potong.

“Saya mendengar sendiri dan tidak hanya sekali kalau seragam gratis. UPTD kan seharusnya mengamankan kebijakan tersebut. Lalu kenapa SHU dipotong? Kami hanya ingin mendapatkan kejelasan,” tegasnya.

Marino juga mengemukakan pemotongan SHU dipersoalkan dan menjadi ganjalan anggota KPRI karena dilakukan tanpa melalui adanya kesepakatan anggota dan sebelumnya tidak pernah dibahas. Padahal di dalam badan koperasi, tandas dia, keputusan tertinggi justru berada di tangan rapat anggota.

Seperti diungkapkan, seragam batik Marino dikembalikan ke UPTD Bendosari melalui salah seorang staf, Selasa. Beberapa guru yang ikut mendampingi di antaranya Joko Sri M dan Sri Murjoko dari SD Jagan 1, Lamidi guru SD Mulur 3, Istohar, guru SD Sidorejo 3, dan Subiyanto, guru SD Mulur 2.

“Kami setuju Pak Marino. Kalau disampaikan gratis seharusnya gratis,” ujar Joko Sri yang mengaku SHU-nya juga dipotong Rp300.000 untuk biaya pelunasan seragam batik, dibenarkan oleh guru-guru lain.

Sementara Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari, Marwan, tidak bersedia menjawab saat hendak dimintai konfirmasi. Meski terdengar nada sambung, tidak ada jawaban dari nomor telepon genggam yang beberapa kali dihubungi. Demikian pula dengan pengurus KPRI Rejeki Kecamatan Bendosari, Sardi, nomor telepon genggamnya tidak aktif ketika dihubungi Solopos.com, Selasa.

(JIBI/SOLOPOS/Triyono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya