SOLOPOS.COM - Suasana rumah Joko Siswoyo di Dukuh Simo RT 002 RW 001, Desa Simo, Kecamatan Simo, Boyolali, Minggu (7/5/2023) siang. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Guru MI Al-Islam 3 Ngesrep, Boyolali, Joko Siswoyo, 23, ternyata yang ditemukan meninggal di Sungai Bengawan Solo ternyata menjadi korban pembunuhan sadis. Lelaki asal Dukuh Simo RT 002/RW 001, Desa/Kecamatan Simo, Boyolali, dibunuh oleh dua orang.

Kecurigaan bahwa Joko menjadi korban pembunuhan sebenarnya sudah muncul saat jasadnya ditemukan di Bengawan Solo wilayah Dukuh Dingin, Kemiri, Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Kamis (4/5/2023) lalu. Saat itu ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jasad pria muda tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sekretaris Desa (Sekdes) Simo yang juga tetangga Joko, Jonet Anton Andriyanto, mengungkapkan semua anggota keluarga masih sangat terpukul dengan kepergian Joko. “Yang paling saya khawatirkan itu ibunya yang menderita stroke,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (9/5/2023).

Ia menjelaskan ibu Joko, Siti Khotijah, menderita sakit stroke menahun. Ia khawatir kesehatan Tijah, sapaan akrab Siti Khotijah, akan menurun saat mengetahui anaknya yang juga guru MI di Boyolali itu jadi korban pembunuhan.

Sampai saat ini, Tijah harus kontrol rutin sebulan sekali ke RSUD Simo. Walaupun begitu, ia melihat sang ibu cukup tegar. Yang ia soroti kemudian justru ayah Joko, Komarudin, yang sempat lemas beberapa kali.

“Ini setiap malam sampai tujuh harian nanti ada yasinan terus menerus. Kondisi sekarang sudah cukup kondusif, dibandingkan pas hari H [pemakaman Joko], banyak sekali yang pingsan,” ujarnya.

Di sisi lain, Jonet bersyukur kasus kematian Joko sudah semakin terang benderang dan tersangka pembunuhan sudah tertangkap. Ia pun mengapresiasi kinerja kepolisian dalam menangani kasus ini.

Utang Rp13 Juta

Namun, melihat hasil autopsi Joko Siswoyo, ia merasa geram karena pelaku pembunuhan guru MI di Boyolali itu yang sangat kejam. “Melihat hasil autopsi, [cara pembunuhan] sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan,” kata dia.

Ia berharap tersangka yang belum tertangkap dapat menyerahkan diri karena identitasnya telah diketahui. Ia juga berharap kepolisian dapat menangkap satu tersangka yang masih buron agar proses hukum segera berjalan.

“Saya harap proses hukum bisa berjalan seadil-adilnya. Begitu pula dengan vonis yang dijatuhkan harus setimpal dengan perbuatan pelaku,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Kapolres Karanganyar, AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy, mengatakan telah menangkap dua tersangka pembunuhan Joko Siswoyo, guru MI di Boyolali yang jasadnya ditemukan di Bengawan Solo.

Kedua pelaku masing-masing Agung Nugroho, 20, warga Jagalan, Jebres, Solo, dan Gilang Adi Pratama, 26, warga Desa Jati, Kecamatan Jaten, Karanganyar. Sementara satu pelaku berinisial G masih dalam pengejaran.

Kedua pelaku pembunuhan guru MI di Boyolali itu ditangkap di lokasi berbeda. Agung ditangkap pada Jumat (5/5/2023) di wilayah Ponorogo. Sementara Gilang Adi Pratama ditangkap pada Sabtu (6/5/2023) di wilayah Jebres. Motif pembunuhan tersebut terjadi karena persoalan utang piutang pinjaman online (pinjol).

Status Whatsapp

“Pelaku Agung Nugroho meminjam nama korban untuk pinjol. Nilainya pinjaman Rp13 juta. Pelaku ini berjanji melunasi dengan mengajak korban ke suatu tempat,” kata Kapolres dalam rilis kepada wartawan di Mapolres Karanganyar pada Senin (8/5/2023).

Pelaku tega menghabisi korban karena merasa sakit hati. Korban sempat membuat status Whatsapp dengan memasang foto tersangka Agung Nugroho. Di status tersebut korban menambahi caption “Info Cah Jebres Wong Ruwet Iki”.

Pada Selasa (2/5/2023) malam, Joko pergi ke rumah Agung untuk mengambil uang. Agung menjanjikan untuk bertemu pukul 23.00 WIB. Namun rupanya Agung sudah merencanakan pembunuhan terhadap guru MI di Boyolali dan menghubungi pelaku G untuk menyiapkan tongkat dan karung.

Pukul 23.30 WIB, Joko datang ke rumah Agung dan diajak menemui Gilang Adi Pratama di tempat kerjanya pabrik plastik di Pucangsawit, Solo. Mereka berboncengan menggunakan sepeda motor Joko ke areal persawahan di Suruhkalang, Jaten, Karanganyar.

Di lokasi itu, Gilang Adi Pratama sudah lebih dulu tiba. Agung kemudian mencekik Joko dari arah samping menggunakan lengan kanan. Joko tak bisa bernapas sampai kejang-kejang.

Tak sampai di situ, Agung menjegal kaki Joko hingga terjatuh dan menyuruh Gilang mengambil tongkat dan menganiaya korban beberapa kali. Korban yang sekarat dimasukkan karung dan diisi tiga biji paving sebagai pemberat dan diikat menggunakan kawat.

Para pelaku lantas membuang korban di Bengawan Solo tepatnya di wilayah Mojolaban. Jasad Joko ditemukan pada Kamis (4/5/2023) di wilayah Dukuh Dingin, Kemiri, Kebakkramat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya