KARANGANYAR-Adik KGPAA Mangkunegoro IX, GPH Herwasto Kusumo atau akrab dipanggil Gusti Heru dimakamkan di permakaman Girilayu, Desa Girilayu, Matesih, Rabu (1/8/2012).
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Ratusan karangan bunga berjajar di Makam Girilayu. Pukul 14.00 WIB, jenasah Gusti Heru sampai di Permakaman Girilayu. Kemudian dilakukan prosesi penyerahan jenazah dari pihak keraton yang diwakili KRMT Lilik Priarso selaku Pangageng Wadono Satrio kepada juru kunci yang diwakili Mas Ngabehi Ahmad Ismail.
Setelah itu dilanjutkan upacara doa yang dipimpin oleh Ignatius Sukartono dari Uskup Purbayan, Solo. Setelah upacara doa selesai dilanjutkan penguburan peti jenazah ke dalam liang lahat. Jenazah Gusti Heru dimakamkan disamping makam kakaknya alamarhum GPH Saktyo Kusumo dan saudara iparnya almarhum KPH Rahadian Yamin [putera pahlawan nasional Mohammad Yamin].
Gusti Heru atau pendiri dan pemilik sanggar tari Surya Sumirat meninggal pada usia 51 tahun, dan meninggal karena sakit jantung. Kerabat Pura Mangkunegaran GRAy Retno Satuti, GrAy Retno Roosati, Notohadiningrat, GRAy Retno Astrini, GPH Suryohamiseno, GP Paundra Karna (putera KGPAA Mangkunegoro IX) dan berbagai kerabat lainnya tak kuasa menahan tangis.
KRMT Lilik Priarso saat ditemui wartawan mengatakan almarhum Gsti Heru merupakan Pangageng Rekso Budoyo. Dia menilai alamarhum sebagai sosok yang benar-benar mencintai seni dan selalu berusaha mempertahankan khas tari keraton Mangkunegaran di tengah persaingan di era modern.
“Dia sejak kecil selalu menggeluti dunia tari dan membuat gebrakan dengan mendirikan Sanggar Tari Soerya Soemirat yang eksis hingga saat ini,” ujarnya.