Solopos.com, SOLO–Sempat terkendala hujan gerimis, Mangkunegaran Garden Orchestra yang digelar di Pracima Tuin Pura Mangkunegaran Solo akhirnya dimulai pukul 20.30 WIB.
Panggung Twilite Orchestra tetap digelar megah pada Minggu (3/12/2023) malam itu meskipun disajikan di tengah-tengah taman yang basah oleh air hujan.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Gymnopedie No. 1 karya komposer Perancis Erik Satie menjadi karya pembuka penampilan Twilite Orchestra. Penampilan dilanjutkan tarian gambyong diiringi iringan gamelan.
Orkestra jenis kecil dengan pemain kurang dari 100 orang ini akan menampilkan gubahan langgam-langgam Jawa. Sebelum acara, konduktor Twilite Orchestra, Addie MS, mengatakan penampilan kali ini disiapkan begitu singkat bahkan tanpa geladi resik.
Senyum tampak dari wajah sang konduktor saat memulai aksi gerak isyaratnya di panggung. Meskipun tanpa geladi resik, kemampuan Addie MS memimpin performa malam itu tampak sangat natural. Gerakannya sudah seperti lahir secara insting dan alamiah.
Bangun Pemudi Pemuda karya Alfred Simanjuntak menjadi lagu pertama yang mengawali penampilan Twilite Orchestra. Saat karya ini ditampilkan, penonton ikut mengibarkan bendera Merah Putih.
Kemampuan Twilite Orchestra juga terbukti saat membuat lagu anak Naik Kereta Api menjadi terdengar layaknya lagu klasik sekelas Experience karya Ludovico Einaudi.
Karya ini tidak kehilangan kekhasannya sebagai lagu anak, tetapi memiliki nilai elegan dan mengharukan selayaknya musik klasik.
Penyanyi Maria Calista selanjutnya menjadi penyanyi solo membawakan Stasiun Balapan karya alm. Didi Kempot diiringi Twilite Orchestra. Kelompok orkestra ini berhasil memberi roh ballad dan menambah kesedihan dalam karya tentang kehilangan ini.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
