SOLOPOS.COM - SEPI -- Pekerja sebuah kios ikan membersihkan lantai seusai berjualan, Minggu (9/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Solo (Solopos.com) – Sebanyak lima kios atau 70% dari total tujuh kios di depo ikan segar Gilingan, Banjarsari yang dibangun pada 2009 lalu dengan dana alokasi khusus dan APBD Solo senilai Rp 1,2 miliar kini kondisinya mangkrak. Itu belum termasuk lantai II untuk pedagang oprokan yang belum pernah digunakan sama sekali.

SEPI -- Pekerja sebuah kios ikan di Depo Ikan Segar Gilingan membersihkan lantai seusai berjualan, Minggu (9/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pantauan Espos di depo tersebut, Minggu (9/10/2011) pagi, hanya dua dari tujuh kios yang berderet di depo itu yang buka dan melakukan aktivitas jual beli ikan. Dua kios itu terletak di bagian paling depan. Sedangkan lima kios lainnya tertutup rapat, bahkan ada yang tampak belum pernah digunakan sama sekali.

Salah satu karyawan kios yang enggan menyebutkan namanya mengungkapkan kondisi tersebut sudah terjadi sejak lama. “Tadinya buka semua, tapi hanya beberapa bulan terus tutup lagi. Nggak tahu ke mana para pemiliknya pergi,” katanya.

Keterangan senada diungkapkan pemilik salah satu kios yang buka, yakni Depo Ikan Dadi Seneng, Nana. Ditemui Espos, Nana mengungkapkan pada beberapa bulan awal setelah diresmikan, seluruh kios di depo itu memang buka. “Saya agak lupa kapan diresmikannya. Kalau tidak akhir 2009 ya awal 2010. Tadinya buka semua, tapi hanya 3-4 bulan, setelah itu tutup lagi karena sepi. Sekarang tinggal dua kios, termasuk milik saya, yang buka. Bagian atas yang katanya diperuntukkan bagi pedagang oprokan malah belum pernah digunakan sama sekali. Ini sama saja dengan membuang-buang uang untuk membangun kalau hasilnya seperti ini,” jelas Nana.

Nana mengakui depo ikan itu memang sepi pembeli. Kalau tidak punya langganan tetap, akan sulit untuk bertahan. Dia menduga sepinya depo ikan itu karena kurangnya promosi dari Pemkot Solo, khususnya Dinas Pertanian selaku pengelola. Bahkan, Nana mengatakan kemungkinan besar banyak warga Solo yang tidak tahu mengenai keberadaan depo ikan di seberang jalan depan RS Brayat Minulya itu karena tidak pernah dipromosikan.

“Dilihat dari kondisi bangunannya saja, kebanyakan orang tidak akan tahu kalau ini depo ikan. Bentuk bangunannya lebih menyerupai kantor karena deretan kiosnya berada di dalam dan menghadap ke samping. Mungkin kalau kios-kiosnya berjajar menghadap jalan, akan lebih mudah dikenali,” katanya.

Nana berharap Dinas Pertanian memperhatikan kondisi depo ikan itu. Sangat disayangkan jika depo yang sudah dibangun dengan biaya tidak sedikit itu malah mangkrak. Paling tidak, kata Nana, Dinas Pertanian membantu mempromosikan.

Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Kepala Dinas Pertanian, drh Weni Ekayanti belum bisa dihubungi untuk konfirmasi. Telepon Espos ke nomor Ponselnya tidak direspons.

Berdasarkan informasi, depo ikan segar Gilingan dibangun pada Juni 2009 lalu dengan dana Rp 1.215.830.000. Dana tersebut berasal dari DAK pusat dan APBD 2009 untuk kegiatan pembinaan dan pengembangan perikanan dengan leading sector Dinas Pertanian.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya