SOLOPOS.COM - ilustrasi (wordpress)

ilustrasi (wordpress)

Boyolali (Solopos.com)--Para petani di lereng Merapi meminta bantuan senapan untuk mengusir gerombolan kera yang sudah meresahkan. Serangan hewan liar ini sudah merugikan para petani di gunung. Pasalnya, primata itu memakan serta merusak tanaman terutama sayur-mayur milik petani.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Petani pun lalu mengajukan permintaan berupa penyediaan senapan mengingat segala upaya telah dilakukan namun kawanan kera sulit untuk diusir. Kepala Desa (Kades) Suroteleng, Kecamatan Selo, Mardiyanto mengatakan telah mengajukan proposal permohonan senapan angin kepada Pemkab Boyolali. Ia mengajukan sebanyak 90 senapan karena lahan yang rawan serangan kera ini cukup luas. Menurutnya, setiap satu hektar lahan dijaga lima orang dengan bekal senapan angin.

“Jumlah lahan mencapai puluhan hektar. Padahal petani baru mempunyai tiga buah senapan,” terangnya kepada wartawan, sebelum rapat koordinasi penanggulangan serangan kera Merapi di Pemkab Boyolali, Kamis (30/6/2011).

Mardiyanto menambahkan keberadaan senapan itu tidak dipergunakan untuk menembak kera. Namun, sekadar menakut-nakuti kawanan kera liar itu dengan suara yang ditimbulkan dari senapan angin. “Antisipasi serangan kera dengan memakai senapan angin dinilai paling efektif. Sebab, berbagai upaya yang telah dilakukan tidak membuahkan hasil,” jelasnya.

Misalkan saja, memasang jaring perangkap di sekitar lahan. Bahkan, para petani pernah memberi jebakan makanan berupa singkong yang diberi lugut (bulu bambu yang membuat gatal red). Akan tetapi, jebakan itu pun diketahui oleh si kera. Makanan itu hanya dipukul-pukulkan ke tanah agar lugutnya hilang.

Terpisah, Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto menegaskan ketidaksetujuannya dengan usulan para petani tentang senapan untuk menghalau kera. “Senapan bukan solusi yang tepat. Hewan itu akan kembali lagi jika yang membawa senapan pergi,” tegasnya. Ia juga tidak setuju jika petani menggunakan racun untuk membunuh kera. Pihaknya lebih sepakat untuk menangkap kera itu hidup-hidup lalu ditangkarkan ke wilayah lain.

(rid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya