Boyolali (Espos)–Jatah distribusi pupuk untuk wilayah Kabupaten Boyolali ditambah 2000 ton. Penambahan itu dimaksudkan sebagai antisipasi menghadapi musim tanam (MT) I.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Boyolali, Juwaris mengatakan pihaknya sudah mengalokasikan pupuk urea sebanyak 2.587,96 ton pada Desember 2009. Namun ternyata Pemprov menyetujui relokasi sebanyak 2.000 ton.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
”Dengan adanya relokasi tersebut, jatah pupuk urea Boyolali yang sebelumnya 27.551 ton bertambah menjadi 29.551 ton. Relokasi itu untuk mencukupi kebutuhan petani terutama di MT I,” ujar Juwaris, saat dikonfirmasi Espos via Ponsel, Jumat (15/1).
Menurut Juwaris, alokasi pupuk urea untuk Boyolali tahun 2010 sesuai SK Gubernur nomor 76/2009, mencapai 31.000 ton. Jika dibandingkan dengan jatah 2009, ada peningkatan ketersediaan pupuk urea sebanyak 1.449 ton.
Dikemukakan Juwaris, alokasi pupuk urea tersebut, terbanyak diserap untuk kebutuhan pangan yang mencapai 27.886 ton. Untuk kebutuhan holtikultura sebanyak 2.169 ton, 840 ton khusus perkebunan tembakau dan tebu, serta sisanya 105 ton untuk kebutuhan peternakan.
Soal harga pupuk urea, pemerintah tetap memberlakukan harga sesuai dengan patokan harga sebelumnya, yakni Rp 1.200/kg atau Rp 60 ribu/sak isi 50 kg. Selain urea, Boyolali juga mendapat jatah pupuk ZA sebanyak 5.217 ton, SP-36 sebanyak 4.331 ton, NPK 5.994 ton, dan jatah pupuk organik sebanyak 3.758 ton.
nad