Soloraya
Minggu, 3 Maret 2024 - 06:26 WIB

Hadir Lagi, Sala Hatedu #11 Diselenggarakan dengan Sederhana

Ahmad Kurnia Sidik  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) di Solo. (Solopos Dok)

Solopos.com, SOLO — Sala Hari Teater Dunia (Hatedu) hadir lagi di Solo. Sebanyak 12 kelompok teater akan tampil meramaikan perayaan hari teater dunia yang digelar di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Solo pada Senin (4/3/2024) hingga Kamis (7/3/2024).

Ini merupakan pergelaran Sala Hatedu yang ke-11 (Sala Hatedu #11). Dengan mengusung tema Sederhana tapi Bermakna, ajang Sala Hatedu #11 ini dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi sekaligus kolaborasi mengembangkan berbagai ekspresi seni budaya dan tradisi yang tumbuh dan berkembang di Indonesia maupun dunia.

Advertisement

Pimpinan Omah Kreatif Arturah sekaligus Pimpinan Produksi Sala Hatedu #11, Caroko Tri Hananto saat dihubungi Solopos.com melalui telepon, Jumat (1/3/2024) menyampaikan Sala Hatedu #11 diselenggarakan lebih cepat dari hari teater dunia yang jatuh pada 27 Maret karena bertepatan dengan Ramadan.

Selain itu, dia juga menjelaskan terdapat beberapa perbedaan Sala Hatedu #11 dengan tahun sebelumnya. Dari segi peserta hanya akan diramaikan oleh 12 kelompok teater dan tanpa kelompok seni lainnya. Sembilan kelompok di antaranya berasal dari Soloraya, yaitu Sanggar Pasinaon Pelangi Solo, Teater Teras Univet Sukoharjo, Ndadak Teater Sragen, Bakar Pro Solo, Sigeg Wanodya, Kelompok Benih MYP Alfirdaus Sukoharjo, Sanggar Seni Kemasan Solo, dan bintang tamu Laborta Solo. Dua kelompok dari Jakarta, yaitu Dapunta dan Teater Kafha. Serta satu kelompok dari Surabaya, yaitu Teater Kusuma Untag.

Sementara, tahun sebelumnya ada 23 kelompok teater dan seni lainnya dengan persebaran kelompok menjangkau luar Jawa.

Advertisement

Workshop, pembacaan karya sastra, pameran foto, bazar kuliner, dan handycraft kali ini ditiadakan. Acara yang digelar selama empat hari itu seluruhnya berisi pertunjukan teater yang dimulai pukul 19.30 WIB di Teater Arena dan Pendapa Ageng TBJT Solo.

“Pelaksanaan kali ini memang kita batasi karena situasi tahun politik. Dan ruang lingkupnya juga kita batasi” kata Caroko atau yang akrab disapa Turah.

Sala Hatedu ini, menurut Turah tidak hanya sekadar memperingati hari teater dunia. Lebih dari itu, sebagai penjaga agar api teater Indonesia tetap menyala sekaligus penjalin hubungan jejaring kelompok teater di mana pun berada.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif